TIMES PROBOLINGGO, LUMAJANG –  Usai melakukan peninjauan sejumlah titik pengungsian warga terdampak erupsi Gunung Semeru Lumajang, Kapolri Jendral Polisi, Listyo Sigit Prabowo mengusulkan adanya relokasi pemukiman. Akan tetapi, warga menolak untuk pergi.

Salah satu tempat pengungsian yang didatangi Kapolri adalah di lapangan Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro Kecamatan Lumajang. Ada puluhan warga yang menempati pengungsian tersebut.

Usai peninjauan itu, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, ada tiga langkah yang dapat dilakukan untuk menangani erupsi Gunung Semeru ini, yaitu, jangka pendek, menengah, dan panjang.

Tahap jangka pendek yaitu melakukan pencarian dan evakuasi terhadap korban yang hilang. Jangka menengah yaitu melakukan pembungunan pada jembatan Perak yang ambruk. Sebab itu merupakan jalur utam penghubungan antardaerah.

“Jangka panjang yaitu dengan melakukan relokasi pada warga agar tidak kembali ke tempat semula. Karena membahayakan,” katanya, Selasa (7/12/2021).

Namun, usulan yang disampaikan Kopolri Listyo tersebut, tidak membut korban merasa senang. Justru sebaliknya, warga keberatan untuk meninggalkan rumahnya yang sudah menjadi tempat kelahiran mereka.

Meskipun, kondisi rumah warga saat ini sudah hancur lebur. Bahkan sudah tak bisa dihuni lagi. Sebab kerusakan yang dialami sangat parah. “Karena rumah itu harta satu-satunya milik kami yang tersisa,” kata Kunaji, salah seroang warga setempat.

Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo juga melakukan peninjauan pada Posko Tanggap Darurat di Kecamatan Pasirian, dan RSUD Pasirian. Hingga kini, korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru sebanyak 22 jiwa, korban hilang 27 orang, dan korban luka 69 orang. (*)