TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Banyaknya pasien covid-19 yang menjalani isolasi mandiri namun tidak terkontrol kondisinya, membuat Pemkot Probolinggo, Jawa Timur ambil sikap tegas. Pemkot Probolinggo melarang adanya isolasi mandiri dan mengharuskan pasien isoman pindah lokasi isolasi terpusat di GOR Mastrip.

Dipilihnya GOR Mastrip sebagai lokasi isolasi terpadu karena kapasitasnya mampu menampung ratusan pasien. Data Dinas Kesehatan Kota Probolinggo, jumlah pasien covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing sekitar 500 orang lebih saat ini. Jumlah itu tersebar di lima kecamatan.

Wali Kota Probolinggo bersama rombongan tinjau GOR Mastrip. (FOTO: Puji for TIMES Indonesia)

Jumlah pasien isoman yang begitu banyak, menyebabkan kondisi mereka justru tidak terkontrol. Ironisnya, banyak pasien isoman yang seharusnya tinggal di dalam rumah justru keluyuran ke sana kemari. Mereka inilah yang kemudian menjadi salah satu penyebab bertambahnya kasus covid19 di Kota Probolinggo.

Karena itu, Pemkot Probolinggo menyiapkan GOR Mastrip sebagai salah satu alternatif tempat pasien isoman agar lebih terkontrol dan terkondisikan.

“Apa kurangnya di sini, kami lihat dulu. Alternatif lainnya di SMKN 2, atau bisa di tempat lain. Karena di rusun kondisinya sudah penuh,” kata Wali Kota Hadi Zainal Abidin, Kamis (29/7/2021).

Pada tahun lalu, Pemkot Probolinggo juga telah memakai aula gedung SMKN 2 sebagai tempat karantina bagi pasien suspec covid-19. Saat ini, pemkot juga telah memakai rusunawa mayangan dan Puskemas Wonoasih sebagai tempat karantina. Namun, karena jumlah pasien covid19 yang terus bertambah, maka dipilihlah GOR Mastrip ini sebagai tempat isolasi terpusat. (*)