TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Menteri Desa PDTT RI, H. Abdul Halim Iskandar, menghadiri apel Hari Santri Nasional atau HSN 2022, di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Sabtu (22/10/2022). Dalam kunjungannya, ia dijuluki sebagai Komandan Santri.
Rombongan Menteri Desa PDTT sampai di lapangan Ponpes Nurul Jadid Paiton, sekitar pukul 07.30 WIB. Kehadirannya langsung disambut dengan sorakan ribuan santri Nurul Jadid dan didampingi oleh Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid.
Selain menjadi Komandan Santri, dalam upacara tersebut, H. Abdul Halil Iskandar juga menjadi Komandan Upacara Hari Santri Nasional. Upacara itu diikuti oleh ribuan santri Ponpes Nurul Jadid, seluruh Kepala Desa dan Pendamping Desa. Serta sejumlah petinggi lainnya.
Menteri Desa PDTT RI, H. Abdul Halim Iskandar menjadi komandan upacara. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Upacara santri itu memiliki karakternya sendiri, seluruh peserta yang mengikuti upacara mengenakan sarung, baju koko putih, dan berpeci. Sedangkan, santriwati diwajibkan mengenakan jubah warna putih polos. Begitu pula dengan pasukan pengibar bendera. Selain bersarung mereka tetap mengenakan sandal jepit khas santri.
Pelaksanaan upacara itu pun mendapat apresiasi dari Menteri H. Abdul Halim Iskandar. Sebab, membawa bendera dengan menggunakan sarung dan sandal jepit itu tidak mudah. Langkah kaki tidak bisa bergerak bebas lantaran terbalut oleh lilitan sarung.
"Bagi anggota mungkin agak susah. Tapi bagi santri sudah biasa karena sudah biasa pakai sarung setiap hari. Saat pengibaran bendera mudah untuk adaptasi," ungkapnya saat sambutan.
Terlepas dari itu, kata dia, dalam momen HSN ini perlu untuk merefleksikan diri pada perjuangan pendahulu dalam memerdekakan bangsa. Semua yang diraih bangsa saat ini tak lepas dari sumbangsih yang berdarah-darah dari para santri, ulama, dan kiai di masa perjuangan kemerdekaan.
Ia menyebut, Indonesia tidak akan bisa menjadi seperti ini tanpa santri. Buktinya, banyak produk-produk hebat yang dilahirkan dari otak para santri. Bahkan, sumbangsih pesantren saat ini sangat membantu pada keadaan negeri ini.
"Santri menjadi kontributor utama dalam kemajuan dan kesatuan bangsa. Buktinya seperti adanya NU, resolusi jihad dan sebagainya," kata Halim saat diwawancarai usai upacara HSN.
Menteri Halim Iskandar berpesan pada seluruh santri untuk tetap semangat dan jangan pernah kecil hati untuk menjadi santri. Terpenting, tingkatkan semangat belajar untuk terus tumbuh dan berkembang. Karena tantangan zaman jauh lebih berat ke depannya.
Upacara Hari Santri Nasional di Ponpes Nurul Jadid Paiton yang dihadiri Menteri Desa PDTT RI. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
"Tantangan masa depan juga jauh lebih kompleks dari hari ini. Jadi tidak ada kata lain selain belajar, belajar dan belajar," ujarnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Nurul Jadid Paiton, KH. Abdul Hamid Wahid menyampaikan, menjadi santri bukannya suatu yang memalukan. Justru sebaliknya, santri ini merupakan gelar yang perlu dibanggakan dan dipertahankan. Keilmuan seorang santri bisa mengungguli dari para orang-orang yang bukan santri.
"Momen ini suatu ajang bagi santri untuk menunjukkan keahliannya. Bahwa santri memiliki segudang ilmu pengetahuan yang tidak kalah dengan non-santri," ungkap pria yang akrab disapa Ra Hamid itu.
Usai upacara Hari Santri Nasional atau HSN 2022 di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo itu, Menteri H. Abdul Halim Iskandar itu sempat menyapa seluruh santri dengan berkeliling dan mengajaknya untuk berswafoto bersama. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Muhammad Iqbal |