TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Probolinggo mendapat konfirmasi jika ada dua bakal calon potensial yang akan maju perorangan di Pilkada 2024 Kota Probolinggo.

Mereka adalah Nur Eva Arimami (50), yang mencalonkan diri sebagai bakal calon Wali Kota Probolinggo, dan Syaiful (55) sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Probolinggo.

Selain itu, ada Jumain (45) yang juga merupakan bakal calon potensial Wali Kota Probolinggo.

Nur Eva Arimami, seorang ASN tenaga pendidik di SMPN 10 Kota Probolinggo, menegaskan alasan mendasar mengapa ia dan Syaiful maju sebagai bakal calon Wakil dan Wali Kota di Pilkada 2024 melalui jalur perorangan.

“Saya merasa di pemerintahan Habib Hadi tidak dihiraukan,” ujar Eva saat Saat ditemui diacara Sosialisasi bakal calon perorangan yang digelar oleh KPU Kota Probolinggo, Sabtu (4/5/2024) pagi di Bale Hingil, Kota Probolinggo, Jawa Timur.

Menurutnya, ayahnya mengalami masalah kasus tanah yang seharusnya bisa terselesaikan melalui rekomendasi dari pemerintah kota, namun rekomendasi tersebut tidak kluar.

Oleh karena itu, ia bertekad, jika terpilih, ia akan menyelesaikan persoalan kasus tanah yang ada di Kota Probolinggo.

"Kasus tanah seperti yang saya alami ternyata banyak. Dan saya bertekad untuk menyelesaikannya, kecuali tanah bengkok," imbuhnya.

Atas kekecewaannya itu, ia berharap keberadaannya sebagai pemecah suara.

"Selain berharap bisa terpilih, kami juga sebagai pemecah suara, dan yang penting bukan Habib (Habib Hadi Zainal Abidin) yang jadi," tegas Eva sembari mengeluhkan kekecewaannya.

Selain itu, ia bertekad untuk mengawal program presiden Prabowo mengenai sarapan pagi. Sebagai seorang tenaga pendidik, ia merasakan bahwa anak-anak jarang sekali sarapan. Bahkan jika membawa bekal, isinya hanya mie.

"Jadi, saya akan kawal betul program itu agar terlaksana pada Januari 2025," imbuhnya.

Dalam hal jumlah dukungan suara, logistik, dan statusnya sebagai seorang ASN, Eva menegaskan jika sudah siap.

"Untuk logistik, ada, meskipun tidak sampai bermiliar-miliar," katanya.

Kemudian, untuk persyaratan dukungan minimal 10 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) atau setidaknya 17.851 dukungan yang harus didukung dengan formulir dan fotokopi KTP, Eva telah mempersiapkannya.

Adapun target dukungannya adalah buruh tani, buruh pabrik, nelayan, dan pengangguran.

Terkait dengan statusnya sebagai seorang ASN, Eva menyatakan kesiapannya untuk mundur.

"Saya jadi ASN, sudah 20 tahun. Saya masuk usia 50 tahun, jadi sudah bisa pensiun dini. Dan lagi, jika saya terpilih maka jadi Wali Kota, dan jika tidak, saya akan ke Jerman untuk kuliah S2," imbuhnya.

Disinggung mengenai apakah langkahnya bersama dengan wakilnya untuk maju sebagai bakal calon pada Pilkada 2024 didukung oleh beberapa partai, Eva dengan tegas menyatakan tidak ada dukungan dari partai politik manapun.

“Lillahhita’ala saya tidak ada (Parpol) yang menyuruh,” ucapnya.

Sementara itu, Jumain yang juga akan mencalonkan diri dalam Pilkada 2024 karena didorong oleh teman-temannya yang kecewa dengan pembangunan di Kota Probolinggo. Ia bertekad maju untuk memperbaiki pembangunan yang ada.

"Selama ini pembangunan (di Kota Probolinggo) tidak ada. Makanya saya bersama dengan teman kontraktor lainnya bertekad untuk memperbaiki pembangunan yang ada," kata Jumain.

Terpisah, Ketua DPC PKB Kota Probolinggo, Abdul Mujib, yang mengusung kembali Habib Hadi Zainal Abidin sebagai Calon Wali Kota Probolinggo, menegaskan jika hal itu bukan urusannya. Menurutnya, jika ingin mencalonkan diri, sebaiknya diniatkan dengan baik.

"Itu urusan yang punya niat, tidak ada urusan dengan saya. Tapi masak sih ada yang mau nyalon bukan untuk memajukan kota sendiri, kok malah niat seperti itu," tandas Mujib. (*)