https://probolinggo.times.co.id/
Berita

DKKPro Kecewa, Tak Diajak Bicara Soal Alih Fungsi Gedung Kesenian Kota Probolinggo

Kamis, 21 Agustus 2025 - 15:28
DKKPro Kecewa, Tak Diajak Bicara Soal Alih Fungsi Gedung Kesenian Kota Probolinggo Peni Priyono, Ketua Dewan Kesenian Probolinggo (DKKPro). (Foto : Sri Hartini/TIMES Indonesia)

TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Rencana Pemerintah Kota atau Pemkot Probolinggo mengembalikan Gedung Kesenian di Jalan Suroyo menjadi lapangan tenis indoor menuai reaksi dari Dewan Kesenian Kota Probolinggo (DKKPro).

Ketua DKKPro, Peni Priyono, menyayangkan kebijakan tersebut karena pihaknya tidak pernah dilibatkan, bahkan tidak diajak berdiskusi.

“Seharusnya ada pemberitahuan, entah surat atau apa. Lah ini nggak ada omongan sama sekali, tiba-tiba dialihkan jadi gedung tenis indoor,” ujarnya dengan nada kecewa, Rabu (20/8).

Awal Perjuangan Seniman

Peni menceritakan, gedung itu sejak 2013 difungsikan sebagai ruang kesenian atas permintaan para pegiat seni kepada Wali Kota saat itu, HM Buchori.

“Kami tidak minta tempat, hanya perhatian agar ada ruang untuk berkesenian. Akhirnya gedung tenis dialihfungsikan jadi Gedung Kesenian,” jelasnya.

Kini, keputusan mengembalikannya menjadi tenis indoor membuat Peni mempertanyakan posisi kesenian di mata Pemkot Probolinggo.

Kesenian-2.jpgGedung Kesenian Kota Probolinggo (Foto: Sri Hartini/TIMES Indonesia)

“Kalau kami dianggap bagian dari masyarakat, mestinya dilibatkan. DKKPro dari awal tidak punya apa-apa, uang saja tidak punya. Taunya ya kesenian tetap berjalan,” keluhnya.

Masih Aktif Dipakai

Menurut Peni, gedung kesenian hingga kini masih aktif dipakai berbagai komunitas untuk latihan tari, seni rupa, musik tradisi, hingga teater.

“Yang menempati banyak, meski tidak semua sanggar. Kami izin resmi ke Disdikbud setiap tahun. Kalau anak-anak tidak cinta seni, habis kota ini kehilangan identitas budayanya,” tegasnya.

Ia menambahkan, para pegiat seni tidak menuntut dana, hanya butuh tempat yang layak. 

“Kalau mau bicara kawasan, apakah kota ini tidak kepingin ada kawasan budaya dan kesenian?” ujarnya.

Peni juga mengingatkan, pada era 1980-an seniman harus “ngemper” dari teras ke teras, hingga memakai sekolah atau rumah warga. Kini, kesenian Probolinggo sudah berkembang dan berprestasi di tingkat nasional.

“Idealis kami sudah sangat tinggi. Sayang kalau tidak ada ruang yang memadai,” katanya.

Rencana alih fungsi gedung turut dibahas dalam rapat Panitia Khusus (Pansus) DPRD terkait Raperda Pajak dan Retribusi Daerah. Pemkot Probolinggo mengusulkan gedung kembali menjadi tenis indoor, lengkap dengan tarif retribusi baru.

Sekretaris Dispopar, Fadjar Poernomo, menjelaskan, gedung akan dikembalikan ke fungsi awal sebagai lapangan tenis dan dikelola Dispopar.

Sementara untuk gedung kesenian, akan dipindah ke Komplek Kampung Seni di samping TRA Jalan Hayam Wuruk, yang dikelola Disdikbud.

Adapun tarif retribusi lapangan tenis indoor diusulkan Rp150 ribu per 4 jam per lapangan. Sedangkan tenis outdoor Rp50 ribu per jam di siang hari, dan Rp100 ribu per 4 jam di malam hari. (*)

Pewarta : Sri Hartini
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.