TIMES PROBOLINGGO, TAPANULI TENGAH – Ratusan petani di Huta Nabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, mengalami pukulan ganda. Selain rumah mereka hancur diterjang banjir dan tanah longsor, tanaman padi dan buah-buahan yang sudah siap panen juga ikut rusak parah.
“Sekarang itu puncaknya musim panen semua kebun buah-buahan maupun sawah padi, tapi apa mau dibilang rusak semua karena bencana ini,” keluh Asidin Sitompul (62), seorang petani asal Lingkungan IV, Huta Nabolon, Minggu (7/12/2025).
Ia mengaku kebingungan. Rumahnya sudah rata dengan tanah, sementara jalan menuju kebunnya hancur total. Buah dari ratusan pohon kakao dan durian di lahan seluas empat hektare miliknya terpaksa dibiarkan membusuk. “Kalau saya usahakan mengangkutnya melintasi bukit, sekitar tiga jam perjalanan juga percuma, harganya hancur,” ungkapnya.
Nasib serupa dialami Keisia (52). Ladang sawahnya di Lingkungan I rusak parah tertimbun material banjir. “Mau apa lagi, rumah hancur sawah rusak kami ini. Ya sekarang simpanan beras yang ada itu digunakan untuk dikonsumsi sendiri bersama para pengungsi lain,” cetusnya.
Huta Nabolon merupakan salah satu kawasan terdampak paling parah sejak bencana melanda pada 25 November lalu. Kerusakan terberat terkonsentrasi di Lingkungan IV, Lingkungan V, hingga tiga desa di sekitar bukit Sigiring-giring.
Material banjir telah menghancurkan rumah 150-200 kepala keluarga dan memutus jalan utama penghubung Huta Nabolon-Tukka. Akses yang terputus ini menyebabkan daerah tersebut masih sulit dijangkau bantuan hingga hari ke-13 masa tanggap darurat.
Bahkan, berdasarkan pengakuan warga, masih banyak korban yang tertimbun dan belum berhasil dijangkau oleh tim SAR gabungan, memperpanjang daftar duka bencana alam yang melanda wilayah ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tanaman Siap Panen Jadi Busuk, Petani Tapanuli Tengah Terpukul Dua Kali: Rumah Hancur, Kebun Punah
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Faizal R Arief |