TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Kontestasi pemilihan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI Kota Probolinggo makin menarik. Sejumlah nama baru terus bermunculan, termasuk figur dengan latar belakang politik dan pemerintahan.

Hingga Jumat (7/2/2025), mantan Ketua Bawaslu Kota Probolinggo, Azam Fikri, resmi mengambil formulir pendaftaran KONI Kota Probolinggo.

Tak hanya itu, anak mantan Wali Kota Probolinggo HM Buchori, Indi Eko Yanuarto, juga ikut meramaikan bursa calon.

Azam Fikri Siap Terjun ke Dunia Olahraga

Azam Fikri datang ke Kantor KONI Kota Probolinggo di GOR Mastrip sekitar pukul 11.00 WIB, seorang diri. Kedatangannya bukan sekadar berkunjung, tapi untuk mengambil formulir pendaftaran sebagai calon Ketua KONI.

“Saya ingin bersilaturahmi sekaligus mendaftar untuk diri sendiri. Ini langkah awal saya mengenal dunia olahraga dari sisi kelembagaan,” ujar Azam, Jumat (7/2/2025).

Meski belum memiliki pengalaman di bidang olahraga, Azam yakin pengalamannya di organisasi pemerintahan bisa menjadi modal kepemimpinan.

“Saya pernah menjadi Ketua Bawaslu, jadi dari sisi kelembagaan insyaallah saya cukup mumpuni,” tambahnya.

Namun, rencana pengambilan formulirnya tertunda karena Kantor Sekretariat KONI masih tutup. “Nanti kalau sudah buka, saya akan kembali,” katanya.

Anak Mantan Wali Kota Turun ke Arena

Sehari sebelumnya, Kamis (6/2/2025), dua orang lainnya sudah mengambil formulir. Salah satunya adalah Indi Eko Yanuarto, putra mantan Wali Kota Probolinggo HM Buchori.

Sekretaris Penjaringan Calon Ketua KONI Kota Probolinggo, Zen Suprabowo, membenarkan hal tersebut.

“Benar, salah satunya Pak Indi. Satu pendaftar lagi diwakilkan, jadi kami tidak bisa menyebutkan namanya,” kata Zen.

Indi mengambil formulir melalui perwakilannya, Riche, yang datang pada Kamis sekitar pukul 15.00 WIB.

“Pendaftaran dilakukan secara langsung di ruang penjaringan,” ujar Zen.

*Persaingan Ketat, Dukungan Cabor Jadi Kunci*

Dengan bertambahnya pendaftar, kini ada sembilan orang yang bersaing untuk posisi Ketua KONI Kota Probolinggo. Setiap calon wajib mengantongi dukungan dari minimal lima ketua cabang olahraga (cabor).

Zen menegaskan, jika ada dua calon yang mengajukan dukungan dari cabor yang sama, keduanya akan otomatis gugur.

“Misalnya, jika satu cabor mendukung dua orang sekaligus, maka keduanya akan dicoret,” jelasnya.

Peluang perbaikan dukungan masih terbuka, tetapi hanya jika ada cabang olahraga yang belum memberikan dukungan kepada kandidat mana pun.

“Jika masih ada cabor yang belum menentukan pilihan, calon bisa mengganti dukungan,” kata Zen.

Dengan semakin banyaknya nama yang masuk dalam bursa pencalonan, pemilihan Ketua KONI Kota Probolinggo dipastikan akan berlangsung ketat.

Akankah KONI Kota Probolinggo dipimpin oleh sosok dari latar belakang politik atau justru tokoh dari dunia olahraga? Menarik untuk disimak. (*)