TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Dalam catatan 100 hari kerja pertama Bupati - Wakil Bupati Probolinggo, Gus Haris - Ra Fahmi, telah menunaikan janjinya pada sejumlah warga terdampak bencana. Ada delapan pembangunan infrastruktur vital yang telah tuntas dikerjakan dalam kurun waktu 3 bulan.
Seluruh pekerjaan tersebut merupakan proyek pemulihan pascabencana banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan pada bulan Februari lalu. Bencana yang terjadi beberapa pekan sebelum pelantikan kepala daerah itu menuntut Gus Haris san Ra Fahmi harus turun ke lokasi.
Banjir bandang yang melanda pada awal tahun ini telah menyebabkan kerusakan signifikan pada sejumlah infrastruktur publik. Gus Haris yang kala itu hadir di tengah masyarakat, berjanji bakal segera menyelesaikan persoalan tersebut usai dilantik.
Tak menunggu waktu lama, Gus Haris dan Ra Fahmi yang telah dilantik pada 20 Februari itu, segera merealisasikan proyek pemulihan pascabencana tersebut. Pemerintah mengalokasikan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp4,5 miliar untuk memperbaiki fasilitas vital yang rusak.
"Kami memprioritaskan pemulihan infrastruktur yang langsung berdampak pada kehidupan masyarakat, khususnya akses transportasi dan pencegahan kerusakan lebih lanjut," tegas Gus Haris.
Pekerjaan pemulihan dilaksanakan dalam dua fase terstruktur:
Fase I: Dikerjakan dari 3 Maret hingga 16 Mei 2025 dengan total anggaran: Rp3,87 miliar dan diselesaikan dalam 74 hari.
- Jembatan Dusun Gilin (24m × 2,5m) di Desa Seboro
- Jembatan penghubung Betek Taman-Duren (50m × 1,2m)
- Jembatan Desa Batur Kecamatan Gading (35 x 1.5 M)
- Jembatan Desa Betek Taman - Plaosan Kecamatan Krucil (36 x 1.5 M)
- Jembatan Desa Wedusan Kecamatan Tiris (12 x 1.5 M)
Fase II: Pembangunan dilakukan dari 16 April hingga 29 Juni 2025. 3 proyek stabilisasi tebing dan drainase dengan total anggaran Rp627 juta.
- Perbaikan Tempat Penahan Tanah (TPT) Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan (58m)
- Pembangunan sistem drainase di Andungbiru Kecamatan Tiris
- Rekayasa tebing sungai Ketompen Kecamatan Pajarakan
Penyelesaian ini telah mengembalikan akses mobilitas bagi ribuan warga di sejumlah desa yang sebelumnya terisolasi. "Kehadiran jembatan baru ini sangat membantu aktivitas ekonomi warga, khususnya para petani dalam mengangkut hasil panen," jelas Gus Haris.
Saat ini seluruh proyek tersebut sudah dapat dioperasikan oleh seluruh masyarakat setempat. Beberapa lokasi yang terisolir justru sudah dapat beraktivitas sebagaimana biasanya.
"Perbaikan fasilitas publik ini memang harus diutamakan dan segera diselesai. Karena itu menjadi penunjang mobilitas warga dan pertanian," tegas Ra Fahmi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Probolinggo, Hengki Cahjo Saputra menegaskan, seluruh proyek dilaksanakan dengan prinsip tata kelola yang baik. Dari proses pengadaan yang terbuka dan kompetitif; Pengawasan ketat oleh tim independen; dan Pelaporan real-time melalui sistem monitoring digital.
"Dalam pelaksanaannya pun dipantau penuh. Sehingga kualitas pekerjaan dapat dijaga dan bertahan lama serta kuat menahan gelombang air jika terjadi kembali," paparnya.
Tak hanya itu saja, sejatinya Pemkab Probolinggo juga melakukan perbaikan pascabencana dengan metode kolaborasi anggaran lintas level pemerintahan, dari Provinsi, daerah dan desa. Metode ini merupakan kali pertama dilakukan oleh Pemkab Probolinggo untuk merealisasikan program pemulihan pascabencana. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Imadudin Muhammad |