https://probolinggo.times.co.id/
Berita

Karapan Kambing Kota Probolinggo, 86 Peserta Adu Cepat di Lapangan Progo

Sabtu, 19 April 2025 - 18:52
Karapan Kambing Kota Probolinggo, 86 Peserta Adu Cepat di Lapangan Progo Tradisi Karapan Kambing di Kota Probolinggo. (Foto: Sri Hartini / TIMES Indonesia)

TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Jika biasanya telinga kita akrab dengan gemuruh derap kaki sapi dalam Karapan Brujul yang melegenda, Kota Probolinggo kini kembali menyuguhkan tradisi yang tak kalah menarik, yakni Karapan Kambing.

Tradisi yang digelar rutin setiap bulan ini bukan sekadar adu kecepatan biasa. Karapan Kambing menjadi ajang ketangkasan sepasang kambing yang berlari diiringi bunyi khas “klenengan” dari kaleng yang digantung di lehernya.

Suara ritmis inilah yang dipercaya sebagai “komunikasi” untuk memacu semangat lari kambing dari garis start hingga garis finish.

Sabtu (19/04/2025) sore, Lapangan Progo, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, dipenuhi antusiasme warga dan peserta. Sebanyak 86 pasang kambing turut serta dalam lomba itu.

Tak hanya dari Kota Probolinggo, peserta juga datang dari Kabupaten Probolinggo hingga Kabupaten Lumajang.

Yang membedakan Karapan Kambing dengan Karapan Sapi adalah absennya joki. Sepasang kambing dibiarkan berlari secara alami, dengan irama klenengan menjadi satu-satunya pemandu arah.

Dalam gelaran kali ini, panitia membagi perlombaan menjadi beberapa kelas yakni kelas A dan B untuk kambing-kambing berpengalaman dan berkecepatan tinggi, serta kelas Grojokan, yang menjadi tempat unjuk gigi bagi kambing pemula atau pendatang baru.

Salah satu peserta, Faris asal Kareng Lor, Kota Probolinggo, mengaku mempersiapkan kambingnya selama satu bulan.

“Persiapannya kurang lebih sebulan. Dua minggu terakhir, kami rutin latihan, ungkapnya.

Senada dengan itu, Abbas, pemilik kambing karapan bernama “Anak Manis”, mengatakan pentingnya menjaga kondisi kambing lewat latihan dan pemberian jamu.

“Latihan rutin penting, apalagi kalau ingin tembus ke babak final,” tuturnya.

Tradisi ini juga menarik peserta dari luar kota. Salah satunya adalah Neni, peserta asal Yosowilangun, Lumajang. Ia rutin mengikuti Karapan Kambing Probolinggo.

“Seneng aja ikut. Kalau di Lumajang cuma satu kambing, di sini harus sepasang. Lebih menantang,” jelasnya.

Kambing andalannya, Putri Rengganis, yang masih berusia tujuh bulan, berhasil melaju ke babak final meski baru ikut tiga kali.

Karapan Kambing ini bukan sekadar perlombaan, tetapi juga diyakini sebagai warisan budaya asli Probolinggo yang patut dilestarikan. Banyak peserta berharap tradisi ini bisa menjadi agenda tetap Pemerintah Kota.

“Ya, kalau bisa, Karapan Kambing ini rutin digelar, sebulan atau dua minggu sekali,” harap Neni.

Dengan keunikan dan kekuatan nilai budaya lokalnya, Karapan Kambing berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya unggulan Kota Probolinggo.

Gemuruh “klenengan” yang terdengar sore itu di Lapangan Progo, Kota Probolinggo bisa jadi menandai awal dari popularitas baru sebuah tradisi yang sarat makna. (*)

Pewarta : Sri Hartini
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.