TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Pemkab Probolinggo, Jawa Timur mengalokasikan anggaran Rp 13,3 miliar untuk penanganan wabah PMK atau penyakit kuku dan mulut pada ternak. Anggaran itu diambilkan dari belanja tidak terduga dalam APBD 2022. 

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Probolinggo, Hasyim Ashari mengatakan, pengelolaan dana tersebut diserahkan kepada Dinas Pertanian. 

"Posisi saat ini sudah siap dana BTT (Belanja Tidak Terduga) sebesar Rp 13,3 miliar," katanya kepada TIMES Indonesia. 

Dari dana tersebut, Rp 11 miliar lebih digunakan untuk belanja obat dan peralatan. Kemudian sisanya, digunakan untuk jasa medis, sosialisasi dan kebutuhan penunjang lainnya. 

Hasyim menyebut, anggaran yang dialokasikan Pemkab Probolinggo untuk penanganan wabah PMK kemungkinan menjadi yang tertinggi di Jatim. 

Karena untuk penanganan wabah, bersifat mendesak dan telah ditetapkan sebagai keadaan darurat, penggunaan belanja tidak terduga cukup diberitahukan ke DPRD setempat. 

Pemkab Probolinggo sendiri, memiliki cadangan belanja tidak terduga sebesar Rp 49 miliar dalam APBD 2022. 

Berdasarkan data Dinas Pertanian setempat, terdapat 321.092 ekor sapi di Kabupaten Probolinggo pada triwulan 1 tahun 2022. Terdiri dari 312.932 ekor sapi potong, dan 8.160 ekor sapi perah. 

Dari populasi tersebut, hingga Kamis (30/6/2022) sebanyak 12.215 sapi (3,804 persen) teridentifikasi PMK. Terdiri dari 9.320 ekor sapi potong, dan 2.895 ekor sapi perah. 

Sementara berdasarkan Publikasi Jawa Timur Dalam Angka 2022 terbitan BPS Jatim, populasi sapi potong di Kabupaten Probolinggo menempati rangking tiga terbanyak di Jatim. Posisi teratas ditempati Kabupaten Sumenep, kemudian disusul Kabupaten Tuban. (*)