TIMES PROBOLINGGO, JAKARTA – Claudia Sheinbaum mencatat sejarah sebagai presiden wanita pertama dalam sejarah Meksiko. Pelantikannya menandai momen penting dalam perjalanan politik negara tersebut, yang selama lebih dari dua abad belum pernah dipimpin oleh seorang perempuan.
Upacara pelantikan diadakan di Zócalo, alun-alun utama Mexico City pada Selasa (1/10/2024). Meksiko kini memasuki babak baru di bawah kepemimpinan seorang ilmuwan dan mantan wali kota Mexico City.
Sheinbaum memulai karir politiknya sebagai aktivis mahasiswa sebelum akhirnya menjadi salah satu ilmuwan iklim terkemuka di negaranya. Sebagai wali kota Mexico City dari 2018 hingga 2024, ia berhasil memperkuat posisinya sebagai pemimpin politik yang berpengaruh di kancah nasional.
Kepemimpinannya di ibu kota membawa banyak perubahan, terutama di bidang lingkungan dan sosial, yang membantunya memenangkan dukungan luas dalam pemilihan presiden.
Dalam pidato perdananya sebagai presiden, Sheinbaum memberikan penghormatan khusus kepada pendahulunya dan mentor politiknya, Andrés Manuel López Obrador (AMLO). López Obrador, yang menjabat sebagai presiden Meksiko dari 2018 hingga 2024, adalah tokoh politik yang sangat dicintai oleh rakyatnya.
Sebelumnya, beberapa tokoh dunia sempat menjabat sebagapria nomor sau di Meksiko. Sebut saja, Enrique Peña Nieto (2012-2018), Felipe Calderón (2006-2012), Vicente Fox (2000-2006), dan tentu saja López Obrador (2018-2024).
Salah satu pesan utama yang disampaikan Sheinbaum dalam pidato perdananya adalah pentingnya peran perempuan dalam pemerintahan. Ia menyatakan dengan tegas bahwa "Saatnya perempuan" untuk memimpin Meksiko.
Dengan pelantikannya, Sheinbaum membuka jalan bagi generasi pemimpin perempuan di Meksiko dan bertekad untuk menghadapi tantangan yang ada dengan dedikasi penuh.
Pidatonya mendapat dukungan dari banyak pihak, terutama dari kelompok mayoritas di kongres, yang mendukung agenda progresif yang dibawanya. Sebagai presiden, ia berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan memastikan bahwa perempuan memainkan peran yang lebih besar dalam politik dan pembangunan negara.
Sheinbaum juga menekankan pentingnya menciptakan kesejahteraan sosial bagi rakyat Meksiko, mengikuti pendekatan "humanisme Meksiko" yang dipopulerkan oleh López Obrador.
Ia menyoroti pencapaian pemerintah sebelumnya dalam mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, termasuk peningkatan upah minimum dan pengurangan pengangguran. Namun, tantangan besar masih menanti, terutama terkait keamanan dan perang melawan kartel narkoba yang terus berkecamuk di berbagai wilayah.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Sheinbaum adalah kekerasan yang terus berlangsung di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kartel narkoba, seperti Sinaloa dan Chiapas. Meskipun ia memiliki pengalaman dalam meningkatkan keamanan di Mexico City, banyak kritikus meragukan apakah pendekatan yang sama dapat diterapkan di tingkat nasional.
Sebagaimana diketahui Meksiko memiliki kekuatan kartel narkoba yang lebih besar dan lebih terorganisir. Namun, ia bertekad untuk membawa perubahan tanpa harus bergantung pada pendekatan konfrontatif yang selama ini digunakan oleh presiden sebelumnya.
Dalam penutup pidatonya, Claudia Sheinbaum berjanji kepada rakyat Meksiko, “Saya tidak akan mengecewakan Anda,” ungkapnya seperti dilansir dari Business Insider. Kepemimpinannya membawa harapan baru, terutama bagi perempuan Meksiko, yang kini melihat sosok presiden perempuan sebagai simbol perubahan dan kemajuan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Claudia Sheinbaum Dinobatkan Sebagai Presiden Pertama Wanita Meksiko
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |