TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dunia yang terus mengalami kenaikan, membawa keresahan bagi para pedagang gorengan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Keuntungan dari berjualan gorengan semakin menipis.
Salah satunya disampaikan Ainul Jannah, seorang pedagang gorengan di Kelurahan Sidomukti, Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Ia menyampaikan, penghasilan dari berjualan gorengannya tak sebanyak biasanya akibat harga minyak di pasaran terus mengalami kenaikan.
Biasanya, kata dia, dengan modal Rp100 ribu, ia dapat membuat puluhan gorengan. Jika jualannya habis, ia dapat meraup untung kotor hingga Rp150 ribu. Namun, naiknya minyak di pasaran, justru membuat dirinya harus menambah uang modal.
“Bahkan keuntungannya pun tak sebanyak seperti biasanya. Kalau harganya ditambah, nanti siapa yang mau beli?,” ungkap pria yang akrab disapa Inung itu.
Hal senada juga disampaikan, Kusmini, salah seorang pedagang Pasar Semampir Kota Kraksaan. Kata dia, harga minyak goreng tersebut terus mengalami kenaikan setiap minggunya. Tak jarang dirinya mendapat ocehan dari pelanggannya.
Suasana dari depan Pasar Semampir Kota Kraksaan. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Harga minyak di pasaran saat ini, berkisar Rp18-19 ribu per liternya. Harga itu sudah cukup banyak mengalami kenaikan dari harga semula, yaitu Rp11 ribu perliter.
“Karena harganya terus naik, banyak pelanggan saya yang mulai menggerutu. Tapi mau gimana lagi, keadaannya sudah begini,” kata dia, Minggu (28/11/2021)
Sementara itu, Kasi Pasar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo, Riduwan mengatakan, baiknya harga minyak di pasaran itu, merupakan dampak dari naiknya harga CPO dunia.
Bahkan Riduwan memprediksi, harga tersebut akan terus mengalami kenaikan hingga tahun depan. Sebab, harga kelapa sawit dunia saat ini sedang meroket. Sehingga berdampak pada bahan baku minyak itu sendiri.
“Naiknya harga minyak itu terjadi sejak awal tahun ini. Setiap dua minggu sekali harga bertambah Rp500 sampai Rp1000. Itu dampak dari naiknya harga CPO atau minyak sawit mentah dunia. Tak heran kalau banyak pedagang di Kabupaten Probolinggo ikut resah,” kata dia. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Faizal R Arief |