https://probolinggo.times.co.id/
Kopi TIMES

Sholawat Burdah, Ritual Pemutus Wabah Covid-19

Minggu, 12 September 2021 - 21:33
Sholawat Burdah, Ritual Pemutus Wabah Covid-19 Didik P Wicaksono, Aktivis di Community of Critical Social Research Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton Probolinggo

TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Wabah (pandemi) covid 19, sejak akhir tahun 2019, hampir dua tahun hingga kini (Agustus 2021) telah memporak-porandakan tatanan dunia. Bukan hanya menghantam dunia kesehatan, juga pendidikan, ekonomi, sosial dan politik. Bahkan bisa pula mengancam ketahanan Nasional.

Bermacam upaya dikerahkan pemerintah untuk menghentikan penyebaran Covid 19. Seperti penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PPKM (Peraturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dengan bermacam levelnya dan beberapa regulasi (peraturan) pemerintah berkaitan dengan Covid 19, termasuk percepatan target vaksin 2 juta per hari hingga 70% rakyat Indonesia sudah vaksin.

Setidaknya pendekatan yang baik adalah bersedia mengkombinasikan dua hal, yaitu (1) akal sehat/ilmu pengetahuan (ilmiah/scientific) dan (2) akal sehat dan keyakinan beragama.

Pendekatan pertama, berkaitan dengan akal sehat dengan pendekatan ilmiah, yang produk (suatu temuan dan caranya) terbukti handal dan dapat dipertanggungjawabkan.

Disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes), pemakaian APD (Alat Perlindungan Diri) bagi pelaku/tenaga kesehatan (nakes) dan 6M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, menghindari makan bersama) bagi masyarakat pada umumnya. Selain itu, vaksinasi adalah cara yang paling efektif dan efisien mencegah terpaparnya covid 19 adalah contoh pendekatan pertama.

Pendekatan kedua berkaitan dengan akal sehat dalam keyakinan beragama.

Keyakinan beragama berdasarkan dalil yang valid. Baik dalil aqli maupun naqli. Berusaha (ikhtiar) dan berdoa adalah satu kesatuan yang utuh. Ikhtiar maksimal, diiringi dengan kesungguhan dalam berdoa.

Doa agar mujarab, etika berdoa menurut ajaran Islam disertakan dengan pembacaan sholawat. Sholawat yang paling populer adalah sholawat yang diajarkan Nabi, diantaranya sholawat yang terdapat dalam bacaan shalat (shalawat ibrahim) dan sholawat ma'tsuroh.

Shalawat lain yang populer dibaca di masyarakat diantaranya sholawat syifa, sholawat nariyah, sholawat munjiyat, sholawat burdah dan banyak sholawat lainnya.

Shalawat adalah doa dan pujian kepada Nabi. Memuji Nabi bukanlah mengultuskan atau menuhankan. Pujian itu mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai manusia pilihan. "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam" (QS. Al-Anbiya:107)"

Dalil memuji dan mencintai Nabi Muhammad SAW adalah ajaran Islam.

“Sungguh Allah dan para malaikat bershalawat atas Nabi. Hai orang beriman, bershalawatlah atasnya dan berilah salam kepadanya dengan sehormat-hormatnya salam.” (QS. Al-Ahzab:56).

Shalawat, jika datangnya dari Allah kepada nabi-Nya, bermakna rahmat dan keridhaan. Jika dari para malaikat, berarti permohonan ampun. Bila dari umatnya, bermakna sanjungan dan pengharapan, agar rahmat dan keridhoan Tuhan dikekalkan dan doa diijabah.

Salah satu contoh doa dengan bacaan shalawat di masyarakat adalah sholawat burdah (qasidah burdah).

Beberapa pesantren di daerah Jawa dan Madura memiliki tradisi membaca sholawat burdah. Setidaknya satu minggu sekali para santri berkeliling memutari area pesantren sambil membaca sholawat burdah dan berdoa.

Dulu tradisi pembacaan sholawat burdah juga dilakukan di kampung-kampung. Dipimpin oleh tokoh masyarakat dan diikuti oleh warga kampung. Tradisi sholawat burdah menjadi kebiasaan rutin, terutama dipraktikan oleh warga nahdliyin. Lantunan sholawat burdah, diyakini mujarab menyembuhkan berbagai penyakit, wabah dan berbagai bentuk ancaman lainnya.

Seiring perjalanan waktu, tradisi pembacaan shalawat burdah, di kampung-kampung mulai pudar. Kini, setelah pandemi covid 19 tidak berkesudahan, tradisi pembacaan sholawat burdah -yang relatif ditinggalkan- mulai dihidupkan kembali.

Bagaimana aktivitas sholawat burdah?

Pelaksanaan sholawat burdah biasanya menyesuaikan kebiasaan daerahnya masing-masing. Beberapa pesantren melaksanakan setiap seminggu sekali. Di kampung-kampung ada yang melaksanakan sebulan sekali.

Di perumahanku, selepas shalat shubuh, dilantunkan nadhoman (pembacaan) sholawat burdah. Dipandu oleh salah satu pengurus takmir.  Tanda pengingat kalau pagi ini dilaksanakan pembacaan sholawat burdah. Kampung kami memilih setiap hari minggu.

Perumahan kami, termasuk perumahan yang anggota warganya sangat heterogen. Dari sisi asal-usul dan pekerjaan. Ada yang berasal dari Madura, Lumajang, Banyuwangi, Situbondo, Tuban, Purwokerto, Jember dan daerah lainnya. Pekerjaan ada yang PNS (Polisi, Tentara, Kemenag, Kemendikbud dan Birokrasi pemerintahan daerah), maupun Perusahaan Swasta (PLTU) wiraswasta (kontraktor, pedagang, rental mobil) dan pendidik (guru/ustadz).

Setelah warga berkumpul. Kemudian keliling di pandu oleh pengurus takmir lainnya. Sebagian tetap berada di masjid meneruskan nadhoman sholawat burdah.

Berangkat dari halaman masjid, bergerak bersama-sama mengelilingi wilayah perumahan sambil membaca sholawat burdah. Di setiap pertigaan/perempatan (pertemuan dua atau beberapa jalan) berhenti. Salah satu peserta adzan. Selesai adzan dilanjutkan doa yang dipimpin oleh pemandu. Ada sekitar delapan perempatan. Delapan kali adzan dan delapan kali berdoa. 

Doa berbahasa Arab, yang artinya, sebagian di cuplikan disini:

"Ya Allah, hindarkanlah dari kami kekurangan pangan cobaan hidup penyakit-penyakit wabah, perbuatan-perbuatan keji dan munkar, ancaman-ancaman yang beraneka ragam paceklik-paceklik dan segala ujian, yang lahir maupun batin dari negeri kami ini pada khususnya dan dari seluruh negeri kaum muslimin pada umumnya, karena sesungguhnya Engkau atas segala sesuatu adalah kuasa"

Penulis qasidah burdah ialah Al-Bushiri (610-695H/1213-1296 M). Nama lengkapnya Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Bushiri.

Di dalam qasidah burdah diuraikan beberapa segi kehidupan Nabi Muhammad SAW, pujian terhadapnya, cinta kasih, doa-doa tawasul dan sebagainya.

Membaca shalawat juga dimaknai sebagai bacaan doa, karena tersurat doa-doa permohonan kepada Allah SWT.  “Berdoalah kepadaKu niscaya Aku (Allah SWT) akan mengabulkan”.

Bacaan shalawat burdah diyakini menjadi doa mujarab, dengan dibarengi sikap disiplin menerapkan prokes dapat menghentikan covid 19, apapun variannya. In sha Allah, akhir tahun ini pandemi Covid 19 berakhir. Aamiin.

* Didik P Wicaksono. Aktivis di Community of Critical Social Research Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton Probolinggo

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Pewarta :
Editor : Yatimul Ainun
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.