TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Bupati Probolinggo, Jatim, dr. Mohammad Haris atau Gus Haris meluncurkan kelas internasional atau international class program (ICP) Gedung Islamic Center, Rabu (6/8/2025).
Kelas internasional ini menjadi bagian dari program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo, Gus Haris dan Ra Fahmi, yang dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025.
Bekerjasama dengan Universitas Negeri Malang atau UM, kelas internasional dibuka di tiga SMP Negeri. Yaitu SMPN 1 Kraksaan di wilayah timur, SMPN 1 Dringu di wilayah tengah, dan SMPN 1 Tongas di wilayah barat.
Tim Ahli dari UM, Prof. Ahmad Taufik; Ketua TP2D Kabupaten Probolinggo, Khoirul Anwar; Ketua Umum PP Himpaudi, Betti Nuraini; Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi; dan Ketua Himpaudi Kabupaten Probolinggo Siti Aisah hadir saat peluncuran.
Kegiatan dihadiri Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo, Asim; Ketua APSI Kabupaten Probolinggo, Arif Hermawan; Camat Kraksaan, Puja Kurniawan; serta Kepala Sekolah SMPN 1 Kraksaan, SMPN 1 Dringu dan SMPN 1 Tongas.
Rujukan bagi Sekolah Lain
Gus Haris mengatakan, kelas internasional merupakan bagian dari mimpi besar untuk menghadirkan sekolah ideal yang menjadi standar pendidikan masa depan di Kabupaten Probolinggo.
“Ini merupakan salah satu wujud dari mimpi kita bahwa kita akan memiliki sekolah ideal yang kita harapkan sebagai sekolah masa depan kita,” katanya.
Menurutnya, sekolah masa depan ini akan dilengkapi dengan berbagai standar internasional. Termasuk kurikulum berbasis Cambridge, digitalisasi pembelajaran, serta penguatan kompetensi bahasa dan sains.
Pemerintah daerah juga merencanakan pembangunan science center sebagai bagian dari pengembangan tersebut.
“Ini yang kita harapkan, kita memiliki standarisasi: ini loh mimpi kita sekolah di masa depan. Jadi di situ ada basisnya Cambridge, digitalisasi, bahasa dan lain sebagainya,” tambahnya.
Bupati Haris menegaskan tiga sekolah percontohan program ICP diharap menjadi rujukan bagi sekolah-sekolah lain di seluruh pelosok Kabupaten Probolinggo. Sehingga kegiatan studi banding tidak perlu ke luar daerah.
“Jika harus studi banding, tidak perlu jauh-jauh. Cukup hadir saja di tiga sekolah itu yang akan menjadi acuan seperti ini pendidikan masa depan di Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.
Bupati menyampaikan, upaya percepatan atau akselerasi dalam sektor pendidikan ini diharap dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia atau IPM Kabupaten Probolinggo secara signifikan.
“Insyaallah akan banyak perkembangan. Kita harus melakukan akselerasi, berjuang bersama agar IPM kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hal ini untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Probolinggo,” terangnya.
Laboratorium Pembelajaran Masa Depan
Sementara Dwijoko Nurjayadi menyampaikan ICP merupakan inovasi pendidikan berbasis kurikulum nasional terintegrasi dengan muatan lokal dan internasional, menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk pelajaran inti dan komunikasi harian.
“ICP telah melalui tahapan panjang dan terstruktur sejak awal 2025, mulai dari seleksi sekolah, siswa, guru, pelatihan tenaga pendidik hingga sosialisasi kepada wali murid. ICP bukan sekedar program bilingual, melainkan laboratorium pembelajaran masa depan,” ungkapnya.
Joko menerangkan program ICP ini menanamkan pola pikir kritis, kolaboratif, kreatif dan berkarakter. “Kami ingin anak-anak Kabupaten Probolinggo mampu bersaing di tingkat global tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal dan spiritual. Termasuk target hafalan Al-Qur’an sebagai bagian dari pembentukan akhlak,” tegasnya.
Momentum Bersejarah Pendidikan Probolinggo
Sedangkan Prof. Ahmad Taufik mengungkapkan peluncuran ICP di Kabupaten Probolinggo menjadi momentum bersejarah dalam dunia pendidikan. Kehadiran ICP yang berbasis Kurikulum Cambridge merupakan langkah besar dan lompatan strategis di tengah tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi digital.
“Hari ini menjadi tonggak penting bagi Kabupaten Probolinggo, khususnya di bidang pendidikan. Sepuluh tahun lalu, belum pernah terbayang bahwa akan ada sekolah berstandar internasional di Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.
Prof. Taufik menerangkan program ICP merupakan bagian dari janji kampanye Bupati Probolinggo yang berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan. Dari pendidikan yang dulu di bawah, sekarang mencoba langsung melompat tinggi.
“Keunggulan ICP terletak pada pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, berbasis inquiry serta memfasilitasi kolaborasi, komunikasi dan Higher Order Thinking Skills (HOTS),” katanya.
Menurutnya, pendekatan tersebut tidak hanya relevan dengan tantangan abad ke-21, tetapi juga menjawab kebutuhan generasi digital yang semakin kritis dan mandiri dalam belajar.
Menurut Prof. Taufik, program ini rencananya akan dikembangkan secara bertahap, termasuk pembelajaran daring internasional hingga pertukaran pelajar ke luar negeri. Meski diakui bukan perjalanan mudah, tetapi perjuangan seluruh pihak akan menjadi sejarah tersendiri.
“Seperti pesawat besar yang terbang tinggi, akan ada turbulensi. Tapi ketika sampai di atas, kita akan menikmati hasilnya. Kita sedang menulis prasasti pendidikan masa depan,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Muhammad Iqbal |