TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jatim, KH Moh. Zuhri Zaini, menyampaikan pesan yang mendalam kepada 1.172 wisudawan Universitas Nurul Jadid atau UNUJA Probolinggo.
Beliau secara khusus berpesan agar para sarjana baru tidak menjadi "Syarrun Jana" atau bahaya yang mengancam masyarakat.
Berbicara dalam Sidang Terbuka Senat Dies Maulidiyah ke-VIII dan Wisuda Tahun 2025 UNUJA pada Minggu (2/11/2025), Kiai Zuhri mengatakan bahwa momentum wisuda merupakan anugerah dan nikmat. Namun bukanlah akhir dari proses pendidikan, melainkan sebuah awal.
"Wisuda bukan akhir dari proses, melainkan awal," tegas Kiai Zuhri.
Kepada seluruh wisudawan, Kiai Zuhri berpesan untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama mengenyam pendidikan di kampus.
Beliau juga mengingatkan pentingnya semangat belajar yang tak pernah padam dengan mengutip maqalah populer: Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.
Kiai Zuhri menekankan, belajar tidak harus selalu di lembaga formal. Belajar bisa dilakukan di mana saja, bahkan dari pengalaman kehidupan sehari-hari, sebagaimana telah dilakukan oleh para pendahulu dan sahabat-sahabat nabi. Intinya adalah mempraktikkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, pesan terberat Kiai Zuhri disampaikan di akhir tausiyahnya, menyoroti karakter alumni di tengah masyarakat.
"Saya berharap wisudawan menjadi 'Sirojuna' (pelita) di masyarakat, bukan 'Sirjina' (mengotori masyarakat)," tutur Kiai Zuhri.
Beliau memberi peringatan, bahwa tidak semua orang pintar itu bermanfaat bagi masyarakat. Jika tidak menjadi pelita, lulusan justru bisa menjadi "Syarrun Jana" (bahaya yang mengancam) di tengah masyarakat. (*)
| Pewarta | : Muhammad Iqbal |
| Editor | : Muhammad Iqbal |