https://probolinggo.times.co.id/
Berita

Kebijakan Baru Arab Saudi Bikin Jemaah Probolinggo Khawatir

Kamis, 22 Mei 2025 - 23:55
Kebijakan Baru Arab Saudi Bikin Jemaah Haji Asal Probolinggo Khawatir Ilustrasi calon jemaah haji 2025. (Foto: AI)

TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Sejumlah calon jemaah haji (CJH) Probolinggo 2025, mengalami kekhawatiran terhadap kebijakan baru pemerintah Arab Saudi, yang mengharuskan pengelompokan kloter berdasarkan perusahaan penyedia layanan (syarikah).

Seperti yang dialami oleh Husnul Khotimah (52), salah satu CJH 2025 asal Desa Rangkang, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Ia mengaku khawatir tidak bisa berangkat bersama keluarga akibat kebijakan baru tersebut.

Husnul yang merupakan seorang janda, rencananya akan berangkat haji bersama kakak kandung dan saudara iparnya. Namun, akibat kebijakan baru itu, ia terancam tidak satu kloter dengan keluarganya.

“Saya tahunya ada kebijakan penggabungan itu, katanya saya terpisah dengan saudara. Saya harap bisa kumpul, terutama di tempat penginapan di sana,” ujarnya, Kamis (22/5/25). “Kalau terpisah, saya sendirian. Saya ikut saudara karena saya perempuan, merasa lebih aman kalau bersama mahrom, apalagi pas miqat,” tambahnya.

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kabupaten Probolinggo, Barzan, membenarkan adanya perubahan signifikan dalam penataan kloter tahun ini. Hal tersebut dilakukan menyusul kebijakan Arab Saudi yang mewajibkan satu kloter jemaah berada di bawah satu syarikah yang sama—perusahaan lokal yang menangani hotel, transportasi, dan konsumsi selama di Tanah Suci.

“Awalnya kita menyusun kloter tidak berdasarkan syarikah. Tapi tahun ini, setelah 10 kloter pertama berangkat, Pemerintah Arab Saudi memberlakukan aturan baru. Akibatnya, yang sudah berangkat pun terpaksa dipisah di sana sesuai syarikah. Untuk kloter selanjutnya, kami harus menata ulang dari awal,” jelas Barzan.

Kebijakan ini, lanjut Barzan, menimbulkan permasalahan, terutama bagi pasangan suami istri atau jemaah lansia yang didampingi anggota keluarga. Namun, setelah dilakukan lobi oleh Kemenag pusat, pemerintah Arab Saudi akhirnya memberikan pengecualian bagi jemaah yang memiliki hubungan mahrom.

“Alhamdulillah, untuk Probolinggo, suami istri dan pendamping lansia yang berbeda syarikah sudah kami usulkan dan bisa disatukan. Tapi bagi jemaah yang tidak punya hubungan mahrom, seperti tetangga atau saudara jauh, tetap harus dipisah kalau beda syarikah,” imbuhnya.

Barzan mengungkapkan bahwa tahun ini, CJH asal Kabupaten Probolinggo terbagi dalam enam kloter, yakni 34, 83, 84, 85, 88, dan 90. Kloter 83 dijadwalkan berangkat pada 25 Mei mendatang.

Ia menekankan bahwa pelaksanaan haji bukan hanya soal ibadah semata, melainkan juga melibatkan banyak aspek pendukung lainnya. “Haji itu kompleks, bukan hanya ibadahnya saja. Menyangkut juga transportasi, kesehatan, catering, hotel, semuanya saling mendukung. Kesehatan itu penting, bukan hanya soal ibadah,” tegasnya.

Ia pun berharap seluruh jemaah dari Kabupaten Probolinggo dapat menjalankan ibadah dengan lancar. “Semoga semua diberangkatkan dalam keadaan sehat, hak-haknya terpenuhi, dan pulang menjadi haji yang mabrur,” pungkasnya.(*)

Pewarta : Abdul Jalil
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.