TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Setiap warna, nada, dan kata yang dirangkai Rizal Pahlevi Wibowo mengandung semangat yang ia sebarkan hingga pelosok desa, bahkan menjejakkan kakinya di panggung seni internasional. Pelukis multitalenta berusia 17 tahun asal Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jatim ini menunjukkan bahwa kreativitas tak mengenal batas.
Lahir di Surabaya pada 6 April 2008, Rizal sejak kecil sudah akrab dengan dunia gambar, dengan didikan dan dukungan dari kedua orang tuanya, Edi Dwi Sulistiawan dan Indah Sari. Seiring tumbuh dewasa, bakatnya berkembang pesat: melukis di berbagai media seperti kanvas, kayu, poster, kolase daur ulang, menulis puisi, hingga mencipta dan mengaransemen lagu bertajuk “Ayo Gemar Belajar”.
Tahun 2024, Rizal merintis gerakan Jayesa (Jelajah Seni Budaya). Ia menyusuri desa-desa di Probolinggo dengan membawa buku cerita, alat gambar, dan sesekali gitar atau ukulele di dalam tasnya.
Balai warga, jalan kampung, hingga emperan rumah ia sulap menjadi ruang kreatif. Di sana, ia mengajak anak-anak dan remaja untuk menggambar, mewarnai, membaca, menulis puisi, hingga berdiskusi ringan tentang sejarah lokal dan kehidupan.
“Saya percaya, kebaikan sekecil apapun akan membawa perubahan besar,” ujarnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (15/6/25).
Dedikasi dan karyanya tak berhenti di kampung halaman. Rizal sempat terbang ke Hongkong untuk mengikuti Pameran Seni Kota Hong Kong & Pameran Seni Pemuda dan Anak di Mandarin Oriental Hotel pada 29 November–1 Desember 2024. Karyanya tampil bersama puluhan seniman muda internasional, sebuah bukti bahwa talenta dari desa bisa hadir di panggung global.
Keaktifannya di dunia seni juga ditunjukkan lewat deretan prestasi yang pernah diraih. Ia masuk 10 besar Dikdaya Mencari Bakat 2024 dan tampil live painting tokoh Ki Hajar Dewantara.
Ia juga menyabet Juara 3 Desain Logo Sariayu Martha Tilaar (2022), Juara 3 Kaligrafi Pelajar SMP Probolinggo (2022), Juara Harapan 1 Kreasi Batik Probolinggo (2023), Juara 3 Desain Poster SMA/SMK se-Cabdin Jawa Timur (2024), serta Juara 1 Family Art Competition di Jember pada 2013.
Tak hanya berkompetisi, Rizal juga aktif menjadi juri lomba mewarnai untuk anak inklusif. Ia tergabung dalam berbagai komunitas seni seperti KPJ, Sanggar Lukis Probolinggo, Pelukis Militan Indonesia, dan KOPLAK. Karyanya telah dipamerkan di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Magelang, hingga Jember.
“Jangan tunggu panggung besar untuk berkarya. Mulailah dari tempatmu berdiri, karena semangat dan ketulusan bisa mengantar kita hingga ke panggung dunia,” tegasnya.
Dari balai desa hingga hotel mewah di Hongkong, perjalanan Rizal membuktikan bahwa seni tidak harus berhenti di galeri eksklusif. Ia menunjukkan bahwa kreativitas bisa hidup di mana saja, menyentuh siapa saja, dan menyalakan semangat kolektif dari desa kecil hingga dunia internasional. (*)
Pewarta | : Abdul Fatah Harowy |
Editor | : Muhammad Iqbal |