TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Memasuki libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru), jumlah wisatawan yang mengunjungi kawasan Gunung Bromo terus meningkat signifikan. Lonjakan ini diprediksi akan berlangsung hingga 4 Januari 2024.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) meminta wisatawan tetap waspada terhadap potensi limpasan air dan tanah longsor akibat musim hujan.

Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani, mengungkapkan jika kuota tiket harian Gunung Bromo yang terdiri dari 2.752 tiket reguler dan 1.000 tiket tambahan hampir habis terjual.

“Kuota ekstra yang biasanya tidak terpakai, sekarang hampir habis. Berdasarkan data per 22 Desember,” ujar Septi usai menghadiri Upacara HUT ke-58 Polisi Hutan di Kawasan Pasir Berbisik, Selasa (24/12/2024).

Meskipun harga tiket mengalami kenaikan selama libur Nataru, dari Rp29 ribu menjadi Rp59 ribu untuk wisatawan domestik dan dari Rp220 ribu menjadi Rp310 ribu untuk wisatawan asing, hal ini tidak mengurangi antusiasme pengunjung.

“Patokan saya berdasarkan data jumlah tiket yang terjual atau telah dibooking. Jadi, sejauh ini kenaikan harga tiket tidak berdampak selama libur Nataru tahun ini,” ujar Septi.

Namun, ia mengingatkan bahwa musim hujan berpotensi menimbulkan genangan air dan limpasan, meskipun bersifat sementara, karena kontur pasir di kawasan tersebut mampu menyerap air dengan cepat.

“Jadi orang bilang itu banjir. Padahal itu hal biasa dan tidak akan lama sudah surut. Apalagi dibawahnya pasir,” kata Septi.

Selain itu, wisatawan juga diimbau waspada terhadap risiko tanah longsor di jalur naik-turun yang berkelok.

Sebagai informasi, pada 27 Desember nanti, seluruh kawasan wisata Gunung Bromo akan ditutup total untuk menghormati ritual Wulan Kapitu yang dilakukan masyarakat Tengger.

“Satu bulan lalu sudah kami umumkan, termasuk pemberitahuan bahwa booking tiket untuk tanggal tersebut tidak lagi tersedia. Kami berharap wisatawan dapat memahaminya,” tutup Septi. (*)