TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Cuaca ekstrem melanda Desa Segaran, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Senin (13/10/2025) sore. Hujan deras yang turun sekitar pukul 15.00 WIB disusul angin kencang selama kurang lebih 30 detik menyebabkan kerusakan pada puluhan rumah warga di dua dusun: Paras dan Gudang.
Desa Segaran terletak di wilayah perbukitan lereng Gunung Argopuro, yang dikenal dengan udara sejuk dan tanah subur. Namun, kondisi geografis ini juga membuat desa rentan terhadap bencana alam seperti angin puting beliung dan tanah longsor.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa wilayah pegunungan dan dataran tinggi memiliki potensi lebih besar mengalami cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang.
Hal ini disebabkan oleh pembentukan awan konvektif, khususnya awan Cumulonimbus, yang sering muncul akibat pemanasan permukaan tanah di siang hari. Awan ini dapat menimbulkan hujan intensitas tinggi, petir, dan angin kencang berdurasi singkat.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini bahwa Jawa Timur termasuk dalam wilayah yang berpotensi dilanda angin kencang pada 13–14 Oktober 2025, seiring dengan meningkatnya aktivitas atmosfer regional dan global yang memicu dinamika cuaca ekstrem.
Berdasarkan laporan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB), sebanyak 25 titik terdampak. Di Dusun Paras RT.3/RW.4, 18 rumah warga mengalami kerusakan, termasuk milik Nimo, Faruk, Hendra, Ahmad, dan lainnya. Satu lahan kayu sengon milik Sirojulmillah juga rusak.
Sementara itu, di Dusun Gudang RT.1/RW.2, lima rumah dan dua kandang sapi milik Kusno dan Mohammad turut terdampak. Salah satu rumah dilaporkan mengalami kerusakan pada bagian atap teras.
Meski kerusakan cukup luas, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
TRC PB bersama sejumlah pihak terkait seperti BPBD, Dinas Sosial (Tagana), Agen PB Jatim, KDS Segaran, dan Lazizmu telah turun ke lokasi untuk melakukan asesmen. Sebagai langkah awal, tim memberikan bantuan berupa terpal untuk digunakan sebagai atap sementara.
Dalam proses penanganan darurat, tim menggunakan mobil operasional, senter polarion, dan tiga unit chainsaw untuk membersihkan puing dan pohon tumbang.
Hingga malam hari, rumah-rumah yang terdampak belum mendapatkan perbaikan permanen. Warga masih bertahan dengan atap darurat sambil menunggu bantuan lanjutan dari pemerintah dan lembaga sosial.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa wilayah perbukitan seperti Desa Segaran, meski indah dan subur, tetap memiliki potensi risiko bencana yang perlu diantisipasi secara serius, sebagaimana telah diperingatkan oleh BMKG melalui analisis cuaca dan dinamika atmosfer terkini. (*)
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Muhammad Iqbal |