TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Harlah PKB atau Partai Kebangkitan Bangsa, diperingati di tengah tahapan Pilkada 2024. Tema harlah ke-26 itu pun berkaitan dengan pesta demokrasi lima tahunan tersebut: Menangkan Pilkada, Menangkan Rakyat.
Di daerah, PKB Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, bertekad memenangkan Pilkada 2024 bersama kekuatan kultural serta pondok pesantren.
Sebagai parpol yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama atau NU, PKB menyodorkan nama KH Fahmi Abdul Haq Zaini atau yang dikenal dengan Ra Fahmi, sebagai bakal calon wakil bupati.
Figur dari Ponpes Nurul Jadid itu, dipasangkan dengan dr. Muhammad Haris atau Gus Haris sebagai calon bupati. Gus Haris berasal dari Ponpes Zainul Hasan Genggong.
Ra Fahmi kini merupakan kader terbaik PKB. Politisi 39 tahun yang hafiz Al-quran itu adalah Ketua DPC PKB Kabupaten Probolinggo berdasarkan SK DPP PKB tertanggal 29 Mei 2024.
Grafik kiprah PKB Kabupaten Probolinggo dalam pilkada langsung (Foto: Iqbal/Canva)
Putra KH Abdul Haq Zaini ini menggantikan posisi Faisol Riza, anggota DPR-RI Dapil Pasuruan-Probolinggo, yang ditunjuk sebagai karteker Ketua DPC PKB Kabupaten Probolinggo pada April 2024.
Faisol Riza sendiri, menempati posisi Ketua DPC PKB menggantikan posisi yang ditinggalkan Abdul Malik Haramain.
Adapun Gus Haris, pasangan dari Ra Fahmi, merupakan dewan pembina Partai Gerindra Kabupaten Probolinggo.
Dalam Pemilu 2024, parpol yang menaungi dua tokoh pesantren ini, sama-sama memperoleh 9 kursi dari total 50 kursi di DPRD Kabupaten Probolinggo.
Sebulan menjelang pendaftaran pasangan calon kepala daerah Kabupaten Probolinggo ke KPU setempat, duet Gus Haris-Ra Fahmi telah mengantongi rekomendasi dari empat parpol di parlemen.
Dimulai dari PKB, kemudian PKS (1 kursi), Gerindra, dan Partai Persatuan Pembangunan atau PPP (6 kursi). Rekomendasi dari PPP, diserahkan pada malam tanggal 10 Muharram 1446 Hijriah atau bertepatan dengan Selasa (16/7/2024).
Penyerahan rekom dari parpol berlambang kakbah itu, dilakukan di Ponpes Ahlussunnah Wal Jamaah, Desa Brani Kulon, Kecamatan Maron, kabupaten setempat. Dihadiri pimpinan parpol koalisi, masyayikh dan tokoh masyarakat.
Partai Golkar yang memiliki 10 kursi di DPRD berdasarkan hasil Pileg 2024, juga segera memberikan dukungan kepada duet ini.
Bersama Kekuatan Kultural dan Pesantren
Sebagai parpol yang lahir dari rahim NU, PKB Kabupaten Probolinggo bertekad untuk bergerak bersama kekuatan pesantren dalam Pilkada 2024. Hal itu terlihat dari sosok yang diusung sebagai pasangan calon.
Sebagai parpol dengan perolehan suara terbanyak di Kabupaten Probolinggo dalam Pileg 2024, PKB selayaknya mengusung kader sendiri sebagai calon bupati. Seperti dalam Pilkada 2008, Pilkada 2013 serta Pilkada 2018.
Namun pada Pilkada 2024, PKB dengan besar hati menempatkan kadernya di posisi calon wakil bupati.
Konon, keputusan itu diambil atas musyawarah ulama atau kiai. Hingga lahirlah duet Gus Haris dari Ponpes Zainul Hasan Genggong, dan Ra Fahmi dari Ponpes Nurul Jadid sebagai pasangan calon.
Terkait lahirnya pasangan ini, Ketua Dewan Syuro DPC PKB Kabupaten Probolinggo yang juga Pengasuh Ponpes Badridduja, KH Tauhidullah Badri, menulis keterangan tertulis:
“PKB, sebagai partai yang didukung dan dibesarkan oleh ulama, maka sikap PKB senantiasa patuh terhadap nasihat atau saran ulama, khususnya ulama sepuh di Kabupaten Probolinggo. Karena dengan doa restu dan dukungan mereka, insyaallah Probolinggo akan lebih baik lagi, masyarakatnya akan lebih makmur, sejahtera dan diberkahi.”
Gerakan PKB bersama kekuatan pesantren, juga terlihat dalam penyerahan surat rekomendasi PPP di Ponpes Ahlussunnah Wal Jamaah.
Penyerahan rekomendasi dihadiri sejumlah tokoh pesantren, sebagai wujud kebersamaan. Antara lain Pengasuh Ponpes Ahlussunnah Wal Jamaah, Habib Abdul Qodir.
Ada juga pengasuh Ponpes Nurul Qodim yang juga pimpinan Majelis Shalawat Syubbanul Muslimin, KH Hafidzul Hakim Noer atau Gus Hafid. Serta keluarga dari Ponpes Badridduja, Lora Fatih.
Nuansa pesantren juga sangat kental pada penyerahan rekomendasi malam itu. Duet Gus Haris dan Ra Fahmi diiringi dengan pembacaan shalawat, saat menuju lokasi acara.
Ketika acara pun, lantunan shalawat nabi menjadi bagian dari acara. Dengan diiringi musik hadrah.
Dalam beberapa kesempatan, Ra Fahmi dengan tegas menyatakan, partainya bergerak bersama kekuatan kultural dalam Pilkada 2024. Kekuatan kultural yang dimaksud adalah pondok pesantren.
"Tidak hanya Nurul Jadid dan Genggong, tapi pondok-pondok pesantren lainnya juga. Genggong dan Nurul Jadid hanya simbol," kata Ra Fahmi dalam sebuah kesempatan.
Jadi Magnet Politik
Kehadiran Gus dan Lora di panggung politik Kabupaten Probolinggo merupakan hal baru. Setidaknya dalam 20 tahun terakhir.
Meski demikian, kehadiran dua figur pesantren ini telah menjadi magnet politik yang besar. Hal itu terbukti dari banyaknya dukungan parpol pada pasangan ini.
Selain parpol pemilik kursi di parlemen sebagaimana disebutkan di atas, parpol-parpol non parlemen turut mendukung pasangan Gus Haris dan Ra Fahmi.
Bersama Gus Haris dan Ra Fahmi, parpol-parpol tersebut memiliki semangat yang sama untuk membenahi Kabupaten Probolinggo menjadi lebih baik, setelah berakhirnya dinasti politik Hasan Aminuddin.
Pimpinan parpol-parpol tersebut, tak hanya akan menata Kabupaten Probolinggo lewat jalur eksekutif. Melainkan juga lewat jalur legislatif, melalui penataan alat-alat kelengkapan dewan.
Praktis, hingga kini hanya Partai Nasdem (8 kursi) dan PDIP (7 kursi) yang tidak atau belum memutuskan sikap politik.
Beredar kabar, dua parpol ini akan berkoalisi dalam Pilkada Kabupaten Probolinggo 2024. Keduanya akan mengusung pasangan Zulmi Noor Hasani (PDIP) dan H Rasyid (Nasdem).
Zulmi merupakan putra dari Hasan Aminuddin, Bupati Probolinggo periode 2003-2008 serta periode 2008-2013.
Jejak PKB Kabupaten Probolinggo di Pemilu dan Pilkada
Bagi PKB Kabupaten Probolinggo, Pilkada 2024 merupakan pilkada edisi keempat yang diikuti sejak kepala daerah dipilih secara langsung pada tahun 2005. Sebelumnya, kepala daerah dipilih oleh DPRD.
Pada tiga edisi pilkada sebelumnya, PKB telah mencicipi dua kali kemenangan.
Pada pilkada langsung edisi pertama tahun 2008, PKB Kabupaten Probolinggo mengusung pasangan Hasan Aminuddin-Habib Salim Quraisy (HASIL), berkoalisi dengan PPP, Golkar, dan Partai Demokrat.
Hasilnya, paslon yang diusung menang atas dua kompetitornya. Yaitu pasangan Cholili Mugi-Sulaiman Dada dengan akronim HONDA, serta pasangan Hapur Abdul Ghofur-Sudirman Rais dengan akronim HADIR.
Status PKB sebagai pemenang Pilkada Kabupaten 2008, berbanding lurus dengan perolehan kursi partai pada hasil Pemilu 2009. Saat itu, PKB memenangi pemilu dengan memperoleh 9 kursi di DPRD setempat.
Di bawah PKB ada PPP (9 kursi), Golkar (7 kursi), dan PDIP (7 kursi).
Pada Pilkada 2013, PKB mengusung pasangan Puput Tantriana Sari-Timbul Prihanjoko. Pasangan dengan akronim HATI ini, diusung PKB bersama PDIP, PKIB, PKNU, Gerindra, dan Hanura. Tantri adalah istri dari Hasan Aminuddin.
Pada pilkada edisi kedua ini, PKB Kabupaten Probolinggo kembali berjaya. Pasangan HATI unggul atas dua pasangan lainnya. Yaitu pasangan Kusnadi-Wahid Nurrahman (KAWAN), serta pasangan Habib Salim Quraisy-Bagus Setiawan (BAGUS).
Berbeda dengan lima tahun sebelumnya, status PKB sebagai pemenang Pilkada Kabupaten 2013, tak berbanding lurus dengan perolehan kursi partai pada hasil Pemilu 2014. Dominasi PKB tergerus Nasdem.
Nasdem memperoleh 14 kursi. Sedangkan PKB berada di posisi kedua dengan 8 kursi. Lalu secara berurutan ada PPP (5 kursi) dan Golkar (5 kursi).
Pada kesempatan pilkada ketiga, bersama Partai Demokrat, PKB mengusung pasangan Abdul Malik Haramain-Muhammad Muzayyan Badri. Namun pasangan calon yang diusung PKB Kabupaten Probolinggo kalah.
Dalam Pilkada tahun 2018 itu, yang keluar sebagai pemenang adalah pasangan incumbent. Yaitu Puput Tantriana Sari dan Timbul Prihanjoko. Itu adalah kekalahan pertama PKB Kabupaten Probolinggo dalam pilkada langsung.
Kekalahan di Pilkada 2018 berdampak pada Pemilu 2019. Perolehan kursi PKB di DPRD Kabupaten Probolinggo melorot menjadi 7 kursi saja. Sama dengan perolehan kursi Gerindra dan Golkar. Nasdem tetap menjadi pemenang dengan 6 kursi.
Spirit Kebangkitan Menangkan Pilkada
Pilkada 2024 yang akan dilangsungkan pada 27 November nanti, menjadi pilkada edisi ke-4 bagi PKB. Berbeda dengan tiga pilkada sebelumnya yang dilangsungkan sebelum pemilu, Pilkada 2024 dilangsungkan 9 bulan setelah Pemilu 2024.
Pada Pemilu 2024, PKB Kabupaten Probolinggo berhasil come back dari ‘keterpurukan’. Meski tetap berada di posisi runner up dalam hal perolahan kursi di DPRD setempat, trend penurunan kursi PKB dalam Pemilu 2014 dan 2019 berakhir.
Pada Pemilu 2024, PKB Kabupaten Probolinggo memperoleh 9 kursi di DPRD setempat. Sama seperti perolehan kursi hasil Pemilu 2009, saat memenangi pemilu. Selain itu dari segi perolehan suara, PKB menjadi parpol paling banyak dicoblos pemilih.
Berbekal 9 kursi itu, dan spirit kebangkitan, PKB Kabupaten Probolinggo menatap Pilkada 2024. Dengan gerakan bersama pondok pesantren dan parpol koalisi yang solid, partai berlambang bola dunia ini, bertekad memenangi pilkada.
Tekad itu tergambar dari tema Harlah PKB yang akan diperingati pada 23 Juli di Jakarta Convention Center atau JCC Senayan, Jakarta: Menangkan Pilkada, Menangkan Rakyat. Akankah duet Gus Haris-Ra Fahmi yang diusung PKB Kabupaten Probolinggo memenangi Pilkada 2024? Wallahu a’lam. (*)
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Muhammad Iqbal |