https://probolinggo.times.co.id/
Berita

Hamas Nyatakan Siap Serahkan Kendali Pemerintahan di Gaza

Minggu, 26 Oktober 2025 - 10:44
Hamas Nyatakan Selalu Siap Serahkan Kendali Pemerintahan di Gaza Kepala negosiator Hamas, Khalil al-Yahya mengatakan Hamas siap menyerahkan pemerintahan di Gaza. (FOTO: Times of Israel/AP)

TIMES PROBOLINGGO, JAKARTAHamas akan selalu siap menyerahkan semua kendali pemerintahan di Gaza kepada Komite Administratif dan mereka tidak ragu tentang tokoh nasional manapun yang tinggal di Gaza untuk menjalankan pemerintahan.

Kepala negosiator Hamas, Khalil al-Hayya mengatakan, bahwa gerakan tersebut akan menyerahkan semua kendali pemerintahan di Jalur Gaza kepada Komite Administratif, dan mereka juga tidak memiliki keraguan tentang tokoh nasional mana pun yang tinggal di Gaza untuk menjalankan Jalur Gaza.

Ia menambahkan, bahwa Hamas juga akan menerima pasukan PBB sebagai pasukan pemisah dan pemantau perbatasan, dan sebagai tindak lanjut dari gencatan senjata di Gaza.

Namun Hamas mencatat bahwa Israel menghalangi masuknya beberapa material ke Jalur Gaza.

Sedangkan soal senjata, Hamas menyatakan tergantung pada keberadaan Israel di Jalur Gaza. Kalau Israel Mengakhiri pendidikannya di Gaza, maka Hamas akan menyerahkan senjatanya kepada negara Palestina.

Sampai hari ke 16 pelaksanaan gencatan senjata, Israel masih terus melakukan penyerangan terhadap penduduk Palestina di Gaza.

Bukan hanya itu, para pemukim Israel di Gaza, di tanah yang bukan menjadi haknya juga gencar terus berlanjut dengan dibekingi tentara Israel di wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Para pemukim itu seperti dilaporkan Al Jazeera, intensif menyerang rumah-rumah warga Palestina di daerah Quraynat di kota Surif, utara Hebron.

Juga dilaporkan bahwa bentrokan meletus antara pemuda Palestina dan pasukan Israel saat mereka melakukan penyerangan di kota Beita, selatan Nablus.

Kementerian Kesehatan di Gaza juga mengumumkan pada hari Sabtu, bahwa 4 warga Palestina meninggal dunia akibat serangan Israel dalam 48 jam terakhir dilibatkan serangan di jalur Gaza, dan tujuh lainnya terluka.

Kementerian menambahkan bahwa sejak gencatan senjata diumumkan pada 10 Oktober, 93 warga Palestina meninggal dunia dan 324 orang terluka akibat serangan tentara Israel, sementara 464 jenazah telah ditemukan dari berbagai lokasi.

Sejak 7 Oktober 2023, tentara Israel telah membunuh sedikitnya 68.519 warga Palestina yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, sementara 170.382 lainnya terluka setelah Hamas melakukan serangan yang menewaskan sekitar 1.200 orang, dan lebih dari 240 orang disandera selama serangan itu.

Sampai hari ini masih tersisa 13 sandera yang dinyatakan sudah mati di Gaza yang menjadi bagian dari komitmen dalam perjanjian gencatan senjata untuk dikembalikan pada Israel.

Sementara itu Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, Sabtu, berjanji untuk mengamankan pemulangan semua sisa sandera yang meninggal yang masih ditahan di Gaza, saat ia bertemu dengan keluarga dua tawanan selama kunjungannya ke Israel.

"Kami tidak akan melupakan kehidupan para sandera yang meninggal dalam penahanan Hamas," kata Rubio di X.

"Hari ini saya bertemu dengan keluarga warga negara Amerika Itay Chen dan Omer Neutra. Kami tidak akan beristirahat sampai jenazah mereka – dan semuanya – dikembalikan," katanya, beberapa jam sebelum mengakhiri kunjungan tiga harinya ke Israel.

Kelompok kampanye Israel, Forum Sandera dan Keluarga Hilang, menyambut baik pernyataan Rubio.

"Tiga belas sandera harus pulang. Tiga belas keluarga membutuhkan penyelesaian," kata kelompok itu di X sembari berterima kasih kepada menteri luar negeri AS.

"Tolong jangan berhenti – sampai sandera terakhir dibebaskan," tambahnya.

Chen, seorang warga negara ganda Israel-AS dan seorang sersan di tentara Israel, sedang bekerja di perbatasan dengan Jalur Gaza ketika Hamas dan sekutunya menyerang pada 7 Oktober 2023.

Militer mengumumkan kematiannya lima bulan kemudian pada Maret 2024.

Dikatakan Chen, 19 tahun pada saat serangan itu, tewas dalam pertempuran dan jenazahnya dibawa ke Gaza.

Neutra, 21 tahun pada saat serangan itu dan juga warga negara AS-Israel, adalah seorang tentara sukarelawan yang tewas pada 7 Oktober.

Dibesarkan di New York, Neutra datang ke Israel untuk merasakan negara orang tuanya, kata ibunya Orna Neutra pada November 2023. Dia kemudian mendaftar untuk dinas militer seperti kebanyakan anak muda Israel.

Di bawah gencatan senjata yang ditengahi AS antara Israel dan Hamas, yang mulai berlaku pada 10 Oktober, semua 20 sandera yang masih hidup telah dibebaskan oleh militan Palestina.

Jenazah 15 sandera yang meninggal juga telah dikembalikan ke Israel, sementara jenazah 13 lainnya masih berada di Gaza.

Sebagai imbalannya, Israel telah membebaskan hampir 2.000 tahanan, sebagian besar warga Palestina, beserta puluhan jenazah warga Palestina, sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Gencatan senjata tersebut sebagian besar telah menghentikan permusuhan, tetapi pada hari Minggu Israel melancarkan gelombang serangan udara yang menewaskan puluhan warga Gaza, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.