TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Komitmen kuat dalam menjaga kelestarian alam sekaligus menggerakkan roda perekonomian desa mengantarkan Pemkab Probolinggo menuai prestasi. Pemkab menerima Anugerah Indonesia Kita Award untuk kategori bergengsi “Local Government for Eco-Village Innovation.”
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Bupati Probolinggo, Gus dr. Mohammad Haris, dalam malam anugerah “Inspirasi untuk Indonesia” yang digelar Garuda TV di Jakarta, Senin (10/11/2025) malam.
Pemkab Probolinggo dinilai sukses menjalankan program pengembangan desa wisata berbasis alam dan budaya, yang secara efektif mengintegrasikan konservasi dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Intinya adalah bagaimana kita membangun konsep 'Nature, Culture, Tourism'. Alam yang alami kita pertahankan sebagai prioritas utama, budayanya kita angkat, dan yang paling penting, perekonomian berputar di desa," ujar Gus Haris.
Fondasi Pelestarian Alam
Gus Haris memaparkan, fondasi program ini telah diletakkan sejak awal kepemimpinannya pada Februari 2025. Program ini mencakup gerakan "Go Green", pelestarian alam, serta program unggulan penanaman mangrove secara masif.
"Kita upayakan Kabupaten Probolinggo menjadi 'Rumah Mangrove'. Ini adalah upaya kita yang bertujuan untuk kredit karbon dan mitigasi efek rumah kaca," tegasnya.
Implementasi 'Eco-Village' di Tingkat Desa
Konsep pelestarian ini, lanjut Gus Haris, kemudian diturunkan menjadi program Eco-Village yang konkret melalui pencanangan target 100 Desa Tematik Hijau. Program ini memberdayakan masyarakat secara langsung melalui tiga kategori utama:
• Hijau Estetik: Menanam tanaman indah seperti Tabebuya di ruas jalan desa untuk menciptakan destinasi swafoto baru, sehingga memicu pergerakan ekonomi lokal.
• Pohon Produksi: Mendorong warga menanam tanaman bernilai ekonomis, seperti anggur atau mangga, di pekarangan rumah sebagai sumber penghasilan tambahan.
• Tematik Herbal: Pengembangan tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai 'apotek hidup' yang bermanfaat bagi masyarakat lingkungan sekitar.
Dari Konservasi ke Ekonomi
Gus Haris menyebut "Seven Lakes Festival" sebagai puncak dari integrasi seluruh program ini. Festival tersebut dirancang untuk memberdayakan semua destinasi wisata dengan tetap mempertahankan keaslian alam dan mengangkat budaya lokal.
"Lewat Seven Lakes Festival, kita mengadakan berbagai acara seperti trekking ke Gunung Argopuro, sepeda enduro, trail running, rafting, hingga off-road. Masyarakat harus mendapatkan sesuatu dari situ," pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Abdul Jalil |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |