TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Siapa sangka tanaman kubis, yang identik dengan dataran tinggi, kini tumbuh subur di dataran rendah Kota Probolinggo. Inovasi ini berhasil dikembangkan oleh Hariyanto (35), warga Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Probolinggo, Jawa Timur.
Menariknya, lahan tanam hanya berjarak satu kilometer dari bibir pantai, sebuah pencapaian yang tidak biasa untuk jenis tanaman ini.
Kubis atau kol biasanya ditanam di dataran tinggi, pada ketinggian sekitar 800-3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), di mana suhu lebih sejuk.
Namun, Hariyanto dengan semangat dan inovasi mencoba membudidayakan kubis di dataran rendah, berbekal pengalaman dua tahun menjadi petani kubis di Sukapura.
“Saya optimis, kubis juga bisa ditanam di dataran rendah,” ujar Hariyanto, Sabtu (9/11/2024) pagi, di lahan kubisnya di dekat Wisata Pantai Permata, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan.
Menurutnya, teknik budidaya dan penggunaan obat anti hama tidak jauh berbeda dengan metode penanaman kubis di dataran tinggi. Namun, perawatan tanaman memerlukan penyesuaian khusus karena panasnya iklim pesisir.
Kubis di dataran rendah membutuhkan penyiraman intensif seminggu sekali serta model tanah parit yang menyerupai cara menanam bawang.
Pada kondisi normal di dataran tinggi, kubis bisa dipanen dalam waktu 60-65 hari. Namun di dataran rendah, waktu panen memakan waktu lebih lama, mencapai 90 hari.
Saat ini,kubis yang ditanam Hariyanto telah memasuki hari ke-68, dan ia berharap bisa segera melihat hasil panen sebagai bahan evaluasi.
“Juga bisa melihat perbedaan apa saja dari hasil panen kubis di dataran tinggi dan juga di dataran rendah,” imbuhnya.
Tantangan utamanya, menurutnya, adalah hama ulat yang berasal dari kupu-kupu, yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan di dataran tinggi.
Jika eksperimen ini berhasil, ia berencana mengajak kelompok tani lainnya untuk menanam kubis di dataran rendah, sehingga para petani bisa menanam tanaman ini tanpa perlu mendaki ke dataran tinggi.
“Kami sengaja juga menyewa lahan di dekat Wisata Pantai Permata untuk jangka panjang agar bisa dijadikan lokasi studi wisata,” katanya.
Sementara itu, Ketua RT 2 RW 2 sekaligus anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Permata-Pilang, Suratji, menyambut baik inovasi tersebut. Menurutnya, pencapaian Hariyanto bisa menjadi inspirasi bagi petani lain yang ingin mencoba budidaya kubis di wilayah pesisir.
“Kami sangat mengapresiasi terobosan ini. Jika terus dikembangkan, Pantai Permata dapat menjadi lokasi agrowisata baru bagi wisatawan,” ujar Suratji antusias.
Inovasi ini, selain membuka peluang budidaya di dataran rendah, juga diharapkan bisa menjadi daya tarik baru untuk wilayah pesisir Kota Probolinggo. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Warga Kota Probolinggo Sukses Budidaya Kubis di Kawasan Pantai Permata
Pewarta | : Rizky Putra Dinasti |
Editor | : Deasy Mayasari |