https://probolinggo.times.co.id/
Berita

Warga Suku Tengger Bromo Probolinggo Rayakan Hari Raya Nyepi 1945 Saka

Rabu, 22 Maret 2023 - 17:07
Warga Suku Tengger Bromo Probolinggo Rayakan Hari Raya Nyepi 1945 Saka Di jalan desa warga Suku Tengger Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, tampak sepi dan tidak ada aktivitas dalam perayaan Hari Raya Nyepi.(Foto: Rofiq-Dicko W/TIMES Indonesia)

TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Empat desa warga Suku Tengger Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, merayakan Hari Raya Nyepi 1945 Saka, pada Rabu (22/3/2023).

Dengan khidmat warga Tengger melakukan ritual Tapa Brata. Agar ritual tersebut berjalan kondusif, obyek wisata Gunung Bromo ditutup total selama 24 jam.

Jalannya perayaan Nyepi, portal penutulan dijaga petugas pengamanan desa atau Jaga Baya dan warga muslim. Penutupan jalur menuju wisata Gunung Bromo di semua pintu masuk di empat kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang.

Empat kabupaten itu ditutup total selama sehari, sejak Rabu (22/3/2023) pukul 00:00 WIB hingga Kamis (23/3/2023) pukul 00:00 WIB. Salah satu jalur yang ditutup berada di pintu Kabupaten Probolinggo, tepatnya dari di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura yang jaraknya sepanjang 10 kilometer menuju Gunung Bromo.

 Di Kecamatan Sukapura setidaknya ada empat desa mayoritas warganya beragama Hindu, yakni Desa Ngadas, Desa Wonotoro, Desa Jetak dan Desa Ngadisari.

Saat perayaan Hari Raya Nyepi, di lingkungan warga Suku Tengger nyaris tidak ada aktivitas yang dilakukan warga Hindu Tengger, semua pintu jendela tertutup rapat, warga fokus melaksanakan ibadah Tapa Brata.

Menurut Sekretaris Desa Ngadas, Mulyono mengatakan, Tapa Brata meliputi Tapa Brata Amati Karya atau tidak bekerja dan beraktivitas lainnya, Amati Geni atau tidak menyalakan api, Amati Lelungan atau tidak bepergian, dan Amati Lelanguan  atau tidak mengumbar hawa nafsu tidak bersenang-senang.

Petugas Jaga Baya atau petugas keamanan lingkungan melakukan tugasnya keliling setiap jalan-jalan desa yang melaksanakan Hari Raya Nyepi warga Suku Tengger Gunung Bromo.

"Bagi umat Hindu di Tengger, gelar Semedi dan tidak melaksanakan kegiatan apapun, baik kegiatan pekerjaan dan sebagainya, dan tidak memasak dan berbicara, jadi total tidak boleh melakukan pekerjaan apapun, setahun sekali kita laksanakan Nyepi ini,” kata Mulyono.

“Warga Tengger berharap agar masyarakat Indonesia pada umumnya tetap di kasik umur panjang, sementara wisata baik lokal maupun mancanegara wisat ditutup total 24 jam selama sehari," tambah Mulyono.

Sementara Soswo Handoyo, seorang tokoh masyarakat menuturkan, dengan adanya Ritual Tapa Brata, membuat warga muslim ikut menjaga jalannya perayaan Hari Raya Nyepi dengan cara menjaga di pintu masuk menuju wisata Gunung Bromo.

"Mulai nenek moyang sudah hidup rukun di lereng Gunung Bromo, Agama Hindu dan Islam saling menghormati dan saling bersilaturahmi, dan saling menghormati sesama agama,” ungkap Soswo.

“Kalau ada kegiatan agama umat Islam, umat Hindu yang membantu berjaga-jaga, kalau ada kegiatam di keagamaan agama Hindu, umat Islam yang berjaga," ucap Soswo.

Untuk akses menuju wisata Gunung Bromo baru akan dibuka pada hari Kamis besok pukul 6:00 WIB pagi, usai perayaan Hari Raya Nyepi 1945 Saka warga Suku Tengger.(*)

Pewarta : Dicko W
Editor : Muhammad Iqbal
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.