TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Saat Pandemi Covid 19 melanda, pemerintah menganjurkan warga rajin mencuci tangan pakai sabun untuk mencegah penularan virus. Kebutuhan alat cuci tangan pun meningkat. Di situ, Muhammad Soleh (50) asal Probolinggo hadir dengan usaha alat cuci tangan otomatis.
Setelah pandemi mereda, warga RT 3 RW 1, Jalan Wijaya Kusuma nomor 32, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur ini terpaksa menutup usahanya. Permintaan alat cuci tangan terjun bebas, bahkan berada dititik nadir.
Ekonomi keluarga dari bapak dua anak ini pun terdampak. Jebolan prodi Ekonomi Universitas Islam Malang ini lalu memutar otak dan bereksperimen dengan sisa komponen dari alat cuci tangan otomatis buatannya.
Berbekal pengalaman membuat Wastafel Portable Touchless atau alat cuci tangan tanpa sentuh, Soleh kini berhasil menciptakan alat cuci portabel otomatis serbaguna, untuk memudahkan pekerjaan emak-emak dan pedagang keliling.
Alat ini tidak hanya untuk mencuci perabotan rumah tangga atau dapur, tetapi lebih dari itu. Ia juga bisa untuk penerangan dan lampu darurat (Emergency) jika listrik padam. Dan satu lagi: bisa untuk mengecas handphone atau semacamnya.
Sebagai alat elektronik, alat temuan Soleh ini tentu memerlukan daya listrik. Kebutuhan ini diperoleh dari solar cell, sehingga tak perlu dicolokkan ke listrik PLN. Ini sesuai dengan inspirasi yang diperoleh Soleh.
Soleh mengaku, alat baru yang dibuatnya terinspirasi dari penjual keliling yang menggunakan rombong. Suatu hari, ia makan di sebuah pedagang keliling. Ia melihat air yang digunakan untuk mencuci piring tidak mengalir.
Selain itu, airnya juga digunakan berkali-kali, sehingga tampak kotor alias keruh. “Berangkat dari situ, akhirnya kami menciptakan alat ini,” kata pria pernah memenangkan lomba pemuda kreatif Pemkot Probolinggo ini pada TIMES Indonesia, Sabtu (27/08/22) siang.
Muhammad Soleh saat mengerjakan penemuannya (foto: Agus Purwoko/TIMES Indonesia)
Soleh kemudian menjelaskan penggunaan alat yang dibuatnya. Alat tersebut dilengkapi colokan, lampu penerangan emergency, dan selang air. Pengguna tinggal memanfaatkan fitur yang disediakan di alat tersebut.
Selang air tinggal disambungkan atau dimasukkan ke dalam air. Piring atau alat perabotan lain yang ingin dicuci, diangkat satu-persatu dan ditaruh di bawah selang atau pipa pembuangan air.
Pengguna tidak perlu melakukan apa-apa, air akan keluar dengan sendirinya. “Gerakan benda dan tangan terbaca oleh sensor. Secara otomatis air keluar,” jelasnya.
Tak hanya air, alat tersebut juga dilengkapi selang atau pipa untuk sabun cair. Jika butuh sabun, pengguna tinggal memindahkan barang atau tangan yang hendak dicuci dengan sabun, yang letaknya samping selang cuci.
“Sama, semuanya dikendalikan sensor. Tanpa pakai keran,” tandasnya.
Begitu juga dengan mengecas atau lampu penerangan. Pengguna tinggal memasukkan atau mencolokkan kabel cas atau kabel lampu.
Prototipe alat cuci portabel otomatis serbaguna buatan Soleh sudah jadi. Berapa harganya? “Belum kami hitung. Pokoknya enggak terlalu mahal lah,” sebutnya. Ia memastikan, alatnya terjangkau oleh pedagang keliling atau masyarakat menengah kebawah.
Meski baru diproduksi, Soleh berani memberi garansi 6 bulan. “Yang beli produk kami, akan kami damping dan kami garansi 6 bulan,” ujarnya.
Ditanya soal pengalaman, Sholeh tidak berpengalaman sama sekali soal elektronik. Pengetahuannya didapat dari belajar dari temannya dan melihat video Youtube.
Pria kelahiran Bangkalan, Madura ini terkendala modal untuk membeli komponen dan pendukungnya. “Dana kami terbatas. Jadi kami bikin alat seperti ini setelah ada pesanan,” katanya saat ditemui di rumahnya, Kota Probolinggo. (*)
Pewarta | : Sri Hartini |
Editor | : Muhammad Iqbal |