TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Polres Probolinggo telah melaksanakan Operasi Ketupat Semeru selama hampir dua pekan di wilayah hukumnya. Selama operasi tersebut, tercatat 15 insiden kecelakaan lalu lintas. Satu korban meninggal dunia, sementara 20 korban lainnya mengalami luka ringan.

Ipda Aditya Wikrama, Kanit Gakkum Satlantas Polres Probolinggo menyatakan, meskipun terdapat insiden kecelakaan, namun tingkat kecelakaan selama Operasi Ketupat Semeru masih cukup terkendali.

“Ada insiden kecelakaan selama Operasi Ketupat Semeru tapi tidak signifikan,” ujarnya

Operasi Ketupat Semeru berlangsung dari Kamis (4/42024) hingga Selasa (16/4/2024). Kecelakaan terjadi di jalur pantura, lingkar selatan, serta ruas jalan penghubung antar desa atau kecamatan. 

Mayoritas kendaraan yang terlibat adalah sepeda motor, dengan jumlah 17 unit. Kendaraan lainnya termasuk bus, truk, sedan, dan becak, masing-masing 1 unit, dengan tingkat kerusakan bervariasi dari ringan hingga berat.

Penyebab kecelakaan tersebut antara lain adalah ketidakpatuhan pengendara terhadap rambu lalu lintas, kurang pemahaman terhadap tata cara berkendara, serta kelelahan pengemudi yang menyebabkan tertidur saat berkendara.

Meskipun insiden kecelakaan masih sering terjadi di jalur Pantura, Polres Probolinggo terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar selalu waspada saat berkendara dan melakukan pengecekan kendaraan sebelum digunakan.

“Kecelakaan yang terjadi karena human error dan kealpaan. Kami selalu berikan edukasi agar saat berkendara tetap waspada, pungkasnya. (*)