TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Jalan rusak parah di Desa Gemito, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jatim, akhirnya diperbaiki. Pemkab setempat mengalokasikan anggaran Rp 2,7 miliar untuk membangun jalan paving sepanjang 2,7 kilometer, menyusul kunjungan Bupati Gus Haris dan viralnya video guru hampir terjatuh di lokasi.
Perbaikan jalan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR dalam 120 hari. September nanti, ruas jalan tersebut diestimasikan sudah selesai dan bisa dilalui masyarakat, termasuk guru di wilayah tersebut.
Diketahui, sebuah video berdurasi 1 menit viral di media sosial, Januari lalu. Video tersebut menggambarkan perjuangan guru SDN Gemito 1 melewati jalan terjal dan rusak, untuk sampai ke sekolah. Tiga di antara guru tersebut adalah perempuan.
Para guru itu terlihat mengenakan mantel. Dalam video, guru perempuan terlihat hampir terjatuh dari motornya saat melewati jalan rusak tersebut. Kemudian dibantu oleh guru laki-laki.
Video itu pun sampai ke Gus Haris, yang kala berstatus calon terpilih Pilkada Kabupaten Probolinggo 2024. Gus Haris pun mengunggah ulang di akun medsos pribadinya, dan berjanji akan berkunjung ke SDN Gemito 1.
Penuhi Janji, Kunjungi SDN, Perbaiki Jalan
Saat Ngantor di Kecamatan Sumber, 22 April 2025, Bupati Probolinggo, Gus Haris memenuhi janji. Ia berkunjung ke SDN Gemito 1, yang gurunya viral saat melintasi jalan rusak dan nyaris terjatuh.
Selama kunjungan, orang nomor satu di Kabupaten Probolinggo itu, merasakan langsung betapa menyiksanya melintasi rusak yang telah berlangsung bertahun-tahun tanpa perbaikan itu.
Kini, jalan penghubung Sukapura–Sumber yang melintasi Desa Gemito tersebut tengah diperbaiki secara menyeluruh. Pemerintah menangani perbaikan jalan dengan sistem paving block sepanjang 2.700 meter dan lebar 3,5 meter. Total anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 2,7 miliar.
September Selesai
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Probolinggo, Hengki Cahjo Saputra mengatakan, penggunaan paving dipilih karena mempertimbangkan kondisi medan yang berbukit dan curam. Jika menggunakan aspal, dana sebesar itu hanya akan cukup untuk membangun sekitar 1.000 meter.
Sementara dengan sistem paving, bisa menjangkau hingga 2.700 meter. Selain lebih hemat, perawatan jalan dengan paving juga dinilai lebih mudah dan efisien untuk daerah pegunungan.
"Selain itu, pekerjaan aspal butuh waktu cukup lama. Mobilisasi angkutan barang aspal dari bawah sangat memakan waktu dan biaya. Berbeda dengan paving. Pekerjaan lebih cepat dan perawatan lebih muda," jelasnya
Pemerintah menargetkan pengerjaan paving ini dapat selesai dalam waktu cepat agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat. "Pekerjaan ditarget selesai selama 120 hari ke depan. September kemungkinan sudah selesai," ujar Hengki.
Selama bertahun-tahun, kondisi jalan rusak ini menjadi momok bagi para guru dan warga. Tak jarang guru-guru yang bertugas di daerah tersebut harus mendorong kendaraannya, melewati tanjakan dan jalan berlumpur, demi bisa sampai ke sekolah.
Tak hanya Soal Infrastruktur
“Perbaikan ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan. Guru-guru kita sudah terlalu lama harus berjuang melawan medan sulit demi mencerdaskan anak-anak di pedalaman. Saatnya kita hadir untuk mereka,” ujar Gus Haris.
Perbaikan jalan rusak ini disambut gembira oleh warga sekitar. Mereka berharap perbaikan ini bisa meningkatkan akses pendidikan, ekonomi, dan mobilitas warga secara keseluruhan. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Muhammad Iqbal |