TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Probolinggo terus meningkat. Sepanjang tahun 2024, jumlah warga yang terjangkit DBD hampir mencapai 1.000 kasus, dengan belasan kasus kematian. Masyarakat diminta untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah masing-masing.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, sepanjang triwulan pertama tahun 2024, kasus DBD mencapai 993 orang tersebar di 24 kecamatan dan 330 desa atau kelurahan, dengan angka kematian mencapai 12 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Nina Kartika mengatakan, jumlah kasus tersebut merupakan total hingga bulan Maret ini. Sedangkan pada bulan Februari, terdapat 600 pasien DBD.

"Secara umum untuk wilayah yang paling banyak itu berada di Probolinggo bagian timur, seperti Kecamatan Besuk, Paiton, Kraksaan dan lain-lainnya. Hanya saja untuk saat ini tren DBD di beberapa kecamatan ini sudah mulai menurun," kata dr. Nina.

Oleh karena itu, dr. Nina menekankan bahwa tingginya kasus tersebut harus membuat masyarakat dan seluruh pihak sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Pemberantasan ini tidak terkecuali di lokasi manapun, terutama jika terdapat kasus pasien DBD. Hal ini merupakan langkah penting untuk menekan penyebaran DBD.

"Setiap rumah memang harus melakukan PSN, karena ini yang paling penting untuk menekan angka DBD. PSN yang paling penting dilakukan, tidak hanya dilakukan di rumah pasien DBD saja, tapi semuanya, baik itu rumah pejabat sekalipun," ungkap dr. Nina.

Ia menambahkan, kasus DBD ini nilai konsepnya itu dari lingkungan atau penyakit berbasis lingkungan. “Jadi dimana saja lingkungannya tapi ada sarang nyamuk ya tidak menutup kemungkinan akan terjangkit DBD. Meskipun di Probolinggo tinggi, tapi belum ada KLB (Kasus Luar Biasa)," pungkasnya. (*)