TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Hingga kini musim hujan masih sering melanda dataran Kabupaten Probolinggo. Anomali cuaca yang tak menentu ini menjadi kendala bagi pengusaha garam untuk memulai produksi di lahan tambaknya.
"Sekarang hujan sering terjadi siang maupun malam. Kadang panas kadang juga mendung seharia. Jadi sangat tidak memungkinkan untuk memulai produksi garam," ungkap Alan salah satu petambak garam di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan.
Sementara Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Hari Pur Sulistiyono membenarkan atas kondisi saat ini. Cuaca yang tak jelas ini, membuat petambak garam tak bisa memulai produksi. Sehingga banyak tambak saat ini yang masih difungsikan ke usaha lain.
Pada umumnya, kata dia, persiapan produksi garam dilakukan saat curah hujan sudah mulai berkurang. Hal ini terjadi pada bulan Maret hingga April. "Masa persiapan biasanya dilakukan saat intensitas hujan mulai turun. Persiapan lahan kemudian dilakukan," katanya.
Namun demikian produksi efektif dilakukan pada bulan Mei hingga Juni. Atau saat masuk musim kemarau. Sebab pada musim tersebut, cuaca sangat cocok untuk proses pengeringan dan kristalisasi garam. Pada masa itulah petambak yang berada di seluruh wilayah pantai utara, mulai memproduksi garam.
"Sampai dengan saat ini produksi garam masih belum dilakukan, karena terkendala anomali cuaca. Biasanya persiapan lahan dilakukan saat selesai musim hujan. Semua lahan garam di Kabupaten Probolinggo akan mempersiapkan lahan itu," jelas dia. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Ronny Wicaksono |