https://probolinggo.times.co.id/
Pendidikan

STAIRO Probolinggo, Mimpi Lama KH Abdul Mujib Abdullah

Minggu, 14 September 2025 - 09:53
STAIRO Probolinggo, Mimpi Lama KH Abdul Mujib Abdullah KH Abdul Mujib Abdullah, sang penggagas STAIRO Probolinggo. (Foto: Roubin for TIMES Indonesia)

TIMES PROBOLINGGO – Kiai Abdul Mujib Abdullah mungkin telah tiada. Namun, mimpi besar yang ia titipkan lebih dari satu dekade lalu kini menjelma nyata dengan berdirinya Sekolah Tinggi Agama Islam Roudlotut Tholibin atau STAIRO Probolinggo.

Di tengah meriahnya peresmian kampus baru, Ketua STAIRO Probolinggo H Abdul Malik Haramain mengenang sosok sang ayah, KH Abdul Mujib Abdullah.

Kiai Mujib begitu beliau akrab disapa, bukan kiai yang gemar tampil atau banyak bicara. Penampilannya sederhana, apa adanya. Tapi siapa sangka, di balik kesahajaannya, ia menyimpan mimpi besar tentang masa depan pendidikan Islam di Kota Probolinggo.

KH-Abdul-Mujib-Abdullah-b.jpgAlmarhum KH Abdul Mujib Abdullah bersama dua putra tercinta, KH Abdul Karim Mujib dan KH Abdullah Zabut. (Foto: Roubin for TIMES Indonesia)

“Abah kami sudah punya gagasan ini sejak tahun 2000. Visi beliau luar biasa,” ucap Malik.

Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin kala itu dikenal salaf dan kajian kitab kuningnya. Fokus pada ilmu Nahwu, fikih, tafsir, hingga tasawuf. Namun Kiai Mujib berani melangkah lebih jauh dengan membuka kelas bahasa Inggris untuk santri. 

“Coba bayangkan, pondok salaf bikin kelas bahasa Inggris. Itu luar biasa. Beliau ingin santri bukan hanya menguasai bahasa Arab, tapi juga bahasa internasional,” lanjutnya.

Gagasan perguruan tinggi pun lahir. Tapi mimpi itu harus menunggu. “Waktu itu kami belum punya resources yang kuat, belum punya jaringan yang solid,” kata Malik.

Hingga akhirnya, dua tahun terakhir, gagasan lama itu kembali dihidupkan. Prosesnya tidak gampang. Ada banyak tantangan, mulai dari pikiran, tenaga, sampai logistik.

Malik menyebut dirinya hanya melanjutkan apa yang sudah dirintis sang ayah. Ia menggerakkan jaringan, bolak-balik Jakarta, hingga akhirnya Kementerian Agama mengeluarkan izin resmi.

Kini, STAIRO Probolinggo bukan sekadar kampus baru, namun bukti bahwa mimpi sederhana seorang kiai sederhana bisa jadi kenyataan. Malik menegaskan, kampus ini akan tetap berpegang pada tujuan awal pendidikan. 

“Kami ingin melahirkan generasi muslim yang cerdas, berkarakter, dan berakhlak mulia. Itu pesan abah,” tegasnya.

KH-Abdul-Mujib-Abdullah-c.jpgSTAIRO Probolinggo hadir, melanjutkan cita-cita mulia sang kiai sederhana. (Foto: Ryan H/TIMES Indonesia)

Sahri, salah satu alumni, berbagi kenangan hangat saat pengajian kitab kuning khusus alumni. Ia mengingat cita-cita Kiai Mujib yang ingin pesantren tetap salaf namun merangkul ilmu modern.

“Sejak 2001–2002, beliau sudah memulai kelas jauh bekerja sama dengan Universitas Panca Marga (UPM), jurusan PPPKN. Angkatan itu sekitar 50 mahasiswa,” kata sahri.

Kelas tersebut, menurut pria yang pernah menjadi wartawan magang di Solo Pos itu, dikoordinatori oleh guru senior yayasan, almarhum Ariwibowo, salah satu guru kepercayaan almarhum Kiai Abdul Mujib Abdullah.

STAIRO Probolinggo kini membuka lembaran baru yakni tetap berakar pada tradisi pesantren, tapi juga menyiapkan santri menghadapi tantangan dunia modern. (*)

Pewarta : Ryan H
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.