TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Fenomena embun upas kembali menyapa kawasan Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo di puncak musim kemarau, Juli hingga Agustus 2025. Pemandangan eksotis ini menjadi kejutan manis bagi para wisatawan yang berkunjung.
Embun upas atau embun es mulai menyelimuti lautan pasir dan padang savana di Dusun Cemoro Lawang, Kabupaten Probolinggo. Permukaan pasir yang memutih tipis seolah diselimuti salju, menciptakan suasana unik yang hanya muncul di musim-musim tertentu.
Salah satu pelaku wisata di Gunung Bromo, Erna Yusnita, membenarkan kemunculan fenomena ini pada Kamis (10/7/2025).
“Fenomena embun upas ini, baru ada kali ini tanggal 10 Juli 2025. Sebelumnya masih belum ada,” ujar Erna.
Ia menyebut, embun upas biasanya muncul setiap tahun, khususnya pada bulan Juli hingga Agustus. Wisatawan yang sudah pernah melihatnya, lanjut Erna, bahkan menjadwalkan kembali liburannya ke Gunung Bromo hanya demi menyaksikan momen ini.
“Embun upas ini setiap tahun ada, utamanya di bulan Juli–Agustus. Wisatawan yang sering berlibur ke Gunung Bromo sudah tahu, dan sudah menjadwal lagi untuk berkunjung kembali,” terangnya.
Bagi wisatawan yang belum pernah melihat secara langsung, fenomena ini kerap memunculkan kekaguman. Embun es muncul saat suhu di kawasan Gunung Bromo menyentuh titik terendah, biasanya sekitar 5 derajat Celsius.
“Tapi tadi pagi suhu di Gunung Bromo masih di kisaran 13 derajat Celsius, itu sudah muncul embun upasnya,” jelas Erna.
Erna menambahkan, embun upas mulai muncul sejak 10 Juli dan kemungkinan akan semakin tebal dalam beberapa hari ke depan.
Fenomena ini juga dikenal masyarakat sekitar dengan istilah bediding atau mbedhidhing, yang merujuk pada udara dingin ekstrem saat kemarau. Selain Bromo, embun upas juga kerap terlihat di kawasan dataran tinggi seperti Dieng. (*)
Pewarta | : Sri Hartini |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |