TIMES PROBOLINGGO, BANYUWANGI – Sebagai upaya untuk membangun kemandirian ekonomi petani hutan, Kelompok Tani Hutan (KTH) Green Bayu Mandiri di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, akan menjadikan sebagian lahan Perhutanan Sosial yang menjadi konsesinya, sebagai sentra budidaya Pisang Cavendish (Musa Acuminata) dengan konsep agroforestri.
Inisiatif ini ditandai dengan kegiatan “Penanaman Perdana Pisang Cavendish” yang diadakan pada Sabtu (6/12/2025).
Sebagaimana diketahui, KTH Green Bayu Mandiri memiliki konsesi Perhutanan Sosial dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor SK.1730/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/3/2019, seluas ±796,85 hektar, dengan total petani penerima manfaat sebanyak 1.446 Kepala Keluarga.
Menurut Lukman Hakim, pendamping petani Perhutanan Sosial di Banyuwangi yang juga aktif sebagai aktivis Laskar Hijau, dari total lahan tersebut, hanya ±50 hektar yang akan digunakan untuk tumpangsari penanaman Pisang Cavendish.
Sebagian besar lahan tetap akan menjadi kawasan tanaman kehutanan dan tanaman Multy Purpose Tree Species (MPTS). Dia menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk mewujudkan visi “hutan lestari, masyarakat sejahtera”.
Kegiatan penanaman perdana ini dihadiri oleh tokoh nasional Ganjar Pranowo, yang didampingi oleh Sonny T. Danaparamita (Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan) dan Sandhya Yuddha (Yayasan Nalar Naluri Nurani). Juga hadir A’ak Abdullah Al-Kudus dari Tim Perhutanan Sosial PBNU dan Gunawan dari KK Banana Bali selaku offtaker Pisang Cavendish.
Ganjar Pranowo mengapresiasi inisiatif KTH Green Bayu Mandiri, karena program ini dapat membuka lapangan kerja baru dan membantu mengentaskan kemiskinan bagi masyarakat sekitar hutan. Dia juga berpesan agar petani hutan menjaga harmonisasi antara manusia dan lingkungan untuk mencegah bencana banjir dan longsor.
“Nenek moyang kita mengajarkan hidup harmonis dengan alam, maka kita harus melanjutkan ajaran tersebut demi anak cucu kita semua,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Sonny T. Danaparamita. Dia mengapresiasi komitmen KTH Green Bayu Mandiri dalam menjaga fungsi hutan yang tidak hanya ekonomis, tetapi juga ekologis, sosial, dan budaya. Sonny juga menjanjikan untuk memperjuangkan aspirasi yang dikeluhkan oleh petani hutan di Banyuwangi.
“Bagi saya, ini adalah aspirasi yang wajib saya perjuangkan,” tegasnya.
Sementara itu, A’ak Abdullah Al-Kudus menyampaikan bahwa pengelolaan hutan oleh masyarakat lebih menjamin kelestarian dibandingkan oleh korporasi. Menurutnya, bencana banjir dan longsor akhir-akhir ini lebih banyak terjadi di kawasan hutan yang dikelola korporasi.
“Rakyat lebih arif dan bertanggung jawab dalam mengelola hutan, karena mereka dan anak cucunya tinggal di kawasan tersebut,” imbuhnya.
Di sisi lain, Gunawan selaku offtaker pisang Cavendish dengan brand “B Fresh” menyambut baik inisiatif ini. Saat ini, pihaknya menghadapi kekurangan pasokan meskipun permintaan pasar terus meningkat.
“Permintaan pisang di Bali kepada kami setiap hari sekitar 10 ton, tapi saya baru bisa memenuhi 4 ton saja per hari,” keluhnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan penanaman bersama Pisang Cavendish varietas CJ-40 oleh Ganjar Pranowo dan semua petani perhutanan sosial yang tergabung dalam KTH Green Bayu Mandiri. (*)
| Pewarta | : Dicko W |
| Editor | : Muhammad Iqbal |