https://probolinggo.times.co.id/
Berita

Festival Sunggi Susu dan Cita-Cita Besar Lawan Stunting

Sabtu, 15 November 2025 - 23:06
Festival Sunggi Susu dan Cita-Cita Besar Lawan Stunting Ratusan warga meriahkan Festival Sunggi Susu di Krucil Kabupaten Probolinggo, Sabtu (15/11/2025). (Foto: Sri Hartini/TIMES Indonesia)

TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Suasana pagi di Bremi Eco Park, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (15/11/2025), dipenuhi ratusan warga yang mengikuti Festival Sunggi Susu. Tradisi membawa susu di atas kepala itu kini diangkat sebagai gerakan bersama melawan stunting dan upaya membangun generasi sehat dari desa.

Festival dibuka Bupati Probolinggo Muhammad Haris. Dalam sambutannya, Haris menegaskan bahwa Nyunggi Susu adalah tradisi paling otentik dari Krucil.

“Ini festival khas kita. Di sini, kita merayakan tradisi sekaligus kesehatan melalui secangkir susu,” katanya di hadapan peserta.

Gus Haris juga berpesan agar warga Krucil terus membiasakan pemberian susu kepada anak-anak. Ia yakin kebiasaan itu akan membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menekan stunting.

“Dari rahim Krucil yang subur dan gizi yang baik, akan lahir orang-orang hebat untuk masa depan Indonesia,” ujarnya.

Gus Haris menyebut konsumsi susu rutin menjadi strategi penting untuk mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pemkab pun memberikan dukungan pada seluruh rantai produksi susu di Krucil, dari peternak hingga pengolahan, agar sektor ini terus tumbuh dan bernilai ekonomi tinggi.

Festival-Sunggi-Susu-di-Krucil-Kabupaten-Probolinggo-a.jpgPeserta festival Sunggi Susu. (Foto: Sri Hartini/TIMES Indonesia)

“Krucil adalah penghasil susu berkualitas. Pemerintah akan terus mendorong agar kearifan lokal ini semakin dikenal,” tegasnya.

Usai pemukulan gong, ratusan peserta berjalan mengelilingi area Bremi Eco Park dengan susu yang diangkut di atas kepala, menampilkan tradisi yang tetap hidup dan dekat dengan keseharian warga.

Ketua Umum KUD Argopuro, Suroso, memaparkan bahwa produksi susu di Kecamatan Krucil mencapai 29 ribu liter per hari atau sekitar 840 ribu liter per bulan.

“Setahun, omzet kami sekitar Rp84 miliar. Ini bukti ekonomi kerakyatan bekerja,” ujar Suroso.

Ia menambahkan, festival seperti ini memberi kebanggaan tersendiri bagi para peternak.

“Mereka bukan hanya pelaku ekonomi, tapi juga pelaku budaya dan pahlawan gizi bagi anak-anak,” tuturnya.

Festival Nyunggi Susu tak sekadar menjaga tradisi, tetapi juga menjadi simbol identitas, kebersamaan, dan komitmen membangun masa depan Kabupaten Probolinggo yang lebih sehat. (*)

Pewarta : Sri Hartini
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.