TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Jalan rusak yang jadi momok bagi warga Krucil-Tambelang, Kabupaten Probolinggo, Jatim, kini tinggal kenangan. Pemkab setempat telah merampungkan proyek peningkatan ruas jalan vital sepanjang 3.083 meter di daerah tersebut.

Ruas jalan yang tadinya penuh lubang, kini mulus bak sirkuit, siap memperlancar aktivitas masyarakat.

Peningkatan infrastruktur ini tak main-main. Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo, Hengki Cahjo Saputra, proyek ini diselesaikan lebih cepat dari target 150 hari kerja.

"Jalan sudah bisa dinikmati masyarakat secara normal, tinggal pekerjaan minor saja," ujar Hengki.

Proyek Strategis Kedua Termahal

Proyek ini bukan sekadar tambal sulam. Berdasarkan Keputusan Bupati Probolinggo Nomor 100.3.3.2/114/426.32/2025, perbaikan jalan Krucil-Tambelang ini masuk dalam daftar proyek strategis tahun anggaran 2025.

Keputusan yang diteken Bupati dr. Mohammad Haris atau Gus Haris pada 26 Mei 2025 itu mengalokasikan anggaran fantastis. Total biaya proyek ini mencapai Rp 6.121.695.514.

Angka ini menempatkan proyek Jalan Krucil-Tambelang sebagai proyek strategis kedua termahal tahun 2025, hanya kalah dari program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang menelan Rp 6,74 miliar.

Dampak Nyata Langsung Dirasakan Warga

Kualitas jalan baru ini dijamin tahan lama. Hengki menjelaskan, material aspal yang digunakan adalah hotmix berkualitas tinggi dengan lapisan AC-BC setebal 6 cm dan AC-WC setebal 4 cm. Material ini didatangkan langsung dari Purwosari, Pasuruan, yang dikenal punya standar tinggi.

"Daya tahannya tinggi, tidak mudah rusak, bahkan dalam kondisi cuaca ekstrem sekalipun," tegas Hengki.

Warga pun menyambut gembira. Jalan yang mulus ini jadi kado spesial jelang HUT Kemerdekaan RI. Sri Wahyuni, seorang pedagang sayur, mengaku kini lebih mudah mengangkut hasil kebun. “Ongkos kirim jadi lebih murah dan perjalanan lebih cepat,” katanya.

Pemkab Probolinggo berkomitmen untuk terus meratakan pembangunan infrastruktur hingga ke pelosok. "Infrastruktur bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga semua pihak. Kami harap masyarakat bisa ikut menjaga," ujar Hengki. (*)