TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Pemkab Probolinggo terus melakukan normalisasi saluran irigasi, sungai, hingga bendungan. Hal itu dilakukan sebagai upaya antisipasi banjir jelang musim hujan, sekaligus pemulihan fungsi jaringan air.
Sepanjang 2025, kegiatan normalisasi sudah dilaksanakan di 10 lokasi, delapan di antaranya selesai dan dua lokasi masih dalam proses. Dari jumlah tersebut, tiga titik merupakan penanganan darurat pasca bencana.
Ketiganya meliputi:
- Bendung Jatiampuh di Sungai Pekalen Desa Selogudig Wetan, Kecamatan Pajarakan, dengan normalisasi saluran sekunder sepanjang 75 meter.
- Bendung Seboro di Sungai Pandanlaras Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, dengan perbaikan saluran sekunder sepanjang 25 meter.
- Pantai Karanganom, Desa Karanganyar Kecamatan Paiton, dengan peninggian tanggul sepanjang 300 meter akibat terkikis pasang dan gelombang ROB.
Normalisasi Rutin: Dari Irigasi Wringin hingga Sungai Rondoningo
Selain tanggap darurat, normalisasi rutin juga berjalan di berbagai titik. Beberapa di antaranya:
- Jaringan Irigasi Wringin: mencakup normalisasi bendung dan hulu bendung sepanjang 150 meter, saluran sekunder kiri 50 meter, serta saluran sekunder kanan 125 meter.
- Kali Kandangjati, Desa Matekan Kecamatan Besuk: sepanjang 475 meter, untuk mengembalikan kapasitas tampung agar air tidak meluap.
- Saluran Irigasi Sekunder Penjalin, Desa Kalikajar Wetan Kecamatan Paiton: sepanjang 900 meter, guna memaksimalkan fungsi layanan irigasi.Saluran Tersier Kr 2 Kiri (125 meter) dan Kr 3 (100 meter) di Kecamatan Kraksaan: mengembalikan kapasitas tampung yang berkurang akibat sedimentasi.
- Saluran Sekunder Montoran 3, Desa Sokaan Kecamatan Krejengan: sepanjang 250 meter, mencegah luapan air saat musim hujan.
- Sungai Rondoningo, Desa Kamalkuning Kecamatan Krejengan: normalisasi sepanjang 250 meter untuk mengembalikan geometri sungai.
- Afvour Gendingan, Desa Kamalkuning Kecamatan Krejengan: sepanjang 125 meter dengan tujuan serupa.
Normalisasi ini tidak hanya berfungsi mengendalikan banjir, tapi juga vital bagi kebutuhan pertanian. Saluran irigasi yang kembali lancar berarti air dapat terdistribusi dengan baik ke sawah-sawah, menopang ketahanan pangan masyarakat Probolinggo.
“Normalisasi ini rutin dilakukan setiap tahun, sekaligus menjadi langkah cepat bila ada bencana yang merusak jaringan air. Harapannya, fungsi saluran dan bendung kembali optimal, warga aman dari banjir, dan kebutuhan irigasi pertanian tetap terjamin,” ungkap Hengki Cahjo Saputro Kepala DPUPR Kabupaten Probolinggo.
Dengan berjalannya program ini, Pemkab Probolinggo menegaskan komitmennya menjaga lingkungan, melindungi warga, serta memastikan air tetap mengalir untuk kehidupan. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |