https://probolinggo.times.co.id/
Berita

Vigili Paskah 2025 di Probolinggo, Cahaya Harapan di Tahun Yobel

Minggu, 20 April 2025 - 12:00
Vigili Paskah 2025 di Probolinggo, Cahaya Harapan di Tahun Yobel Ratusan jemaat Katolik Probolinggo saat melakasanakan ibadah pada malam Vigili Paskah. (Foto: Fafa Harowy/TIMES Indonesia)

TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Perlahan aroma dupa tercium lembut, suasana sakral dan penuh khidmat menyelimuti Gereja Santo Paulus Kraksaan dalam perayaan Vigili Paskah, Sabtu malam (19/4/2025).

Ratusan umat Katolik dari berbagai lingkungan di Kabupaten Probolinggo memadati gereja untuk mengikuti ibadah yang menandai kebangkitan Kristus dari kematian.

Perayaan dimulai dengan prosesi penyalaan lilin Paskah, membawa umat dari kegelapan menuju terang. Seluruh lampu gereja dipadamkan, hanya menyisakan cahaya lilin yang perlahan berpindah dari satu umat ke umat lainnya, simbol menyebarnya terang Kristus ke seluruh dunia.

“Saat lilin dinyalakan dari satu ke yang lain, itu melambangkan bagaimana terang Kristus menyebar ke dunia. Ini momen yang sangat kuat secara spiritual,” ujar Romo Agustinus Devit Setiawan yang memimpin misa malam itu.

Gereja-5.jpg

Momen Istimewa di Tahun Yobel

Vigili Paskah kali ini menjadi momen istimewa karena bertepatan dengan Tahun Yobel 2025, sebuah perayaan sakral yang hanya terjadi setiap 50 tahun sekali dalam tradisi Gereja Katolik. Tahun ini, tema yang diangkat adalah Pertobatan Ekologis, mengajak umat untuk tidak hanya mengalami kebangkitan spiritual, tetapi juga kebangkitan kesadaran ekologis, cinta terhadap bumi sebagai rumah bersama.

Dalam homilinya, Romo Devit menegaskan makna Paskah sebagai kemenangan Yesus atas maut dan ajakan untuk hidup baru.

“Ini momen sakral. Kita berjaga bersama Yesus yang mengalahkan maut. Dari kematian menuju kehidupan.”

Perayaan malam itu juga diisi dengan pemberkatan air, pembaruan janji baptis, serta doa khusus untuk anak-anak yang belum dibaptis. Tangis haru dan suasana penuh doa menyelimuti seluruh bagian misa.

Makna Tahun Yobel dan Pertobatan Ekologis

Tahun Yobel berasal dari Kitab Imamat (Im 25:10), di mana Tuhan menetapkan tahun ke-50 sebagai waktu pembebasan, pemulihan hak, dan pengampunan. Dalam sejarah Gereja, perayaan ini dimulai oleh Paus Bonifasius VIII pada tahun 1300 dan menjadi momen penting untuk refleksi serta pembaruan hidup secara spiritual, sosial, dan ekologis.

“Tahun ini seluruh umat diajak untuk bertobat, dan salah satu bentuknya adalah pertobatan ekologis, menjaga alam ciptaan Tuhan,” lanjut Romo Devit.

Harapan Umat, dari Liturgi ke Aksi Nyata

Antusiasme umat begitu terasa. Jemaat dari berbagai lingkungan seperti Semampir, Kebonagung, dan Kraksaan Wetan turut hadir. Merry Krista Bella (20), seorang umat muda, merasa momen ini sangat berkesan.

“Tahun ini sangat meriah. Ada makanan dan hadiah untuk anak-anak juga. Dekorasinya bagus dan penuh sukacita. Saya harap gereja ini makin ramai, dan anak-anak muda yang merantau bisa sering pulang,” ujarnya.

Sementara itu, Suroto (40) menyampaikan harapannya agar semangat Paskah dan Tahun Yobel mampu memperkuat rasa cinta terhadap lingkungan dan toleransi antarumat beragama di Probolinggo.

Gereja-6.jpg

Gereja Santo Paulus, Iman dan Pendidikan

Didirikan sejak tahun 1960-an dan mengalami renovasi besar pada 1991, Gereja Santo Paulus Kraksaan tak hanya menjadi pusat iman, tetapi juga pusat pendidikan. Gereja ini dikenal aktif dalam pelayanan pendidikan, selaras dengan semangat Katolik, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Di mana ada gereja Katolik, di situ pasti ada sekolah,” tegas Romo Devit.

Gereja Katolik berdiri dalam satu kesatuan kokoh dari Paus di Vatikan, para uskup, hingga para romo di daerah. Kesatuan dalam cinta kasih, pertobatan, dan semangat ketaatan menjadi ciri khasnya.

Cahaya dari Kraksaan

Dengan lilin yang menyala dan lagu kebangkitan yang menggema, Vigili Paskah di Gereja Santo Paulus Kraksaan menjadi simbol nyata bahwa harapan masih hidup. Tahun Yobel kali ini membawa pesan kuat, kebangkitan bukan hanya tentang Yesus yang mengalahkan maut, tetapi juga tentang manusia yang bangkit untuk hidup lebih baik, bagi sesama dan bagi bumi.

Makan Bersama dan Suasana Kekeluargaan

Setelah misa selesai, umat berkumpul di halaman gereja untuk makan bersama. Hidangan yang disajikan sederhana tapi akrab di lidah, seperti bakso, nasi goreng, dan sate ayam. Semua dinikmati dalam suasana santai dan penuh keakraban.

Musik elektone turut meramaikan suasana, mengiringi obrolan ringan dan tawa umat yang saling menyapa.

Sambil menikmati makanan, mereka saling memberi ucapan “Selamat Hari Paskah,” sebagai tanda syukur dan kebersamaan. Momen ini menjadi penutup yang hangat untuk malam penuh makna di Vigili Paskah tahun ini. (*)

Pewarta : Abdul Jalil
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.