TIMES PROBOLINGGO – Suara kemenangan telah bergema, tetapi bagi Bupati Probolinggo terpilih Muhammad Haris Damanhuri Romly, ini bukan sekadar akhir dari kontestasi politik, melainkan awal dari tanggung jawab besar.

Tak menunggu waktu lama, pria yang akrab dipanggil Gus Haris itu langsung bergerak. Konsolidasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dimatangkan, strategi 100 hari dirancang, dan peta pembangunan daerah mulai disusun.

“Kami sedang berproses, menata kembali manajemen pemerintahan, memperkuat sinergi antar OPD, serta mempersiapkan akselerasi program 100 hari pertama,” ujar Gus Haris, Kamis (30/1/2025).

Sembari menanti keputusan resmi dari Kementerian Dalam Negeri, ia bersama timnya menyiapkan berbagai langkah strategis, termasuk retreat di Magelang sebagai bagian dari konsolidasi besar.

Ini bukan sekadar seremoni, tetapi upaya menyelaraskan visi dan misi agar bisa langsung dieksekusi pascapelantikan.

Dengan persiapan yang matang, Gus Haris ingin memastikan jika transisi kepemimpinan bukan hanya soal pergantian wajah, tetapi awal dari perubahan nyata.

Dari Desa ke Kabupaten: Menyusun Peta Jalan Pemerintahan Baru

Transisi ini bukan sekadar pergantian kepemimpinan, melainkan momentum untuk merancang arah pembangunan daerah yang lebih progresif. Sejak Desember 2024, komunikasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan telah dilakukan.

Langkah awalnya adalah pertemuan dengan 325 kepala desa, dilanjutkan dengan penyusunan program 100 hari pertama bersama seluruh OPD.

Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga menggandeng sektor swasta dan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang beroperasi di Kabupaten Probolinggo untuk mempercepat pembangunan daerah.

Pemerintahan baru juga memperkenalkan Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) yang akan menjadi katalisator kebijakan. Tim ini ditugaskan untuk mempercepat eksekusi program prioritas agar tidak sekadar menjadi wacana.

“Kami ingin memastikan, begitu pelantikan selesai, semua elemen sudah siap bergerak. Tidak ada waktu untuk adaptasi panjang, ini saatnya bekerja,” tegasnya.

Membaca Tantangan, Menjawab dengan Aksi

Kabupaten Probolinggo masih menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan solusi konkret. Pemerintahan baru menetapkan beberapa isu prioritas yang perlu segera ditangani, di antaranya:

• Kemiskinan, yang masih menjadi pekerjaan rumah dan memerlukan strategi efektif untuk pengentasan.
• Kesehatan, dengan fokus pada penurunan angka stunting serta angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB).
• Pendidikan, khususnya dalam pemerataan akses dan peningkatan kualitas sekolah di seluruh wilayah.
• Infrastruktur, agar pembangunan tidak hanya terpusat di kota, tetapi merata hingga ke pelosok daerah.
• Tata kelola pemerintahan, dengan memastikan kebijakan yang diterapkan selaras dengan kondisi nyata di lapangan.

Langkah-langkah strategis dan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mewujudkan perubahan nyata di Kabupaten Probolinggo.

“Semua tantangan ini harus dijawab dengan langkah konkret. Kami ingin pemerintahan yang efektif, gesit, dan selaras dengan kebutuhan masyarakat,” tegasnya.

Dari Masyarakat, Untuk Masyarakat

Gus Haris menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat, relawan, dan simpatisan yang telah mempercayakan amanah kepadanya.

“Ini tanggung jawab besar. Mohon doa dan dukungan agar kami dapat mengemban tugas ini dengan baik dan melampaui ekspektasi masyarakat,” ujarnya.

Setelah pelantikan, ia memastikan akan langsung turun ke lapangan, mendengar langsung aspirasi rakyat, dan memastikan program kerja berjalan sesuai harapan.

“Kami tidak ingin hanya menjalankan roda pemerintahan, tetapi menghadirkan perubahan nyata. Tidak hanya bekerja di balik meja, tetapi juga hadir di tengah masyarakat,” pungkas Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2023 versi Forkom Jurnalis Nahdliyin atau FJN itu.

Dengan strategi yang telah disusun, pemerintahan baru ini diharapkan mampu membawa perubahan nyata bagi Kabupaten Probolinggo. (*)