TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Seruni Point Sukapura kembali menghadirkan suasana berbeda. Bukan hanya panorama Bromo yang memukau, melainkan suara merdu anak-anak dari desa sekitar yang mengisi udara sejuk pegunungan.
Sebanyak 20 peserta tingkat PAUD dan SD tampil dalam Lomba Bernyanyi “Harmoni Lagu Anak Indonesia Ceria dan Berbudaya”, Sabtu (4/9/2025).
Ajang ini mengangkat lagu-lagu dari album KICAU (Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini) yang digagas Kemendikdasmen RI.
Album berisi 40 lagu dalam dua volume itu lahir dari keprihatinan akan minimnya lagu anak baru, sehingga diharapkan bisa menjadi media pembelajaran yang menyenangkan sekaligus membentuk karakter generasi muda.
Sekda Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto Saat memberikan Sambutan. (Foto: Sri Hartini/TIMES Indonesia)
Direktur Guru PAUD dan PNF Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi RI, Suparto, mengatakan anak-anak membutuhkan ruang agar bakat, minat, dan potensi yang mereka miliki terus berkembang.
“Dalam belajar, anak-anak membutuhkan ruang bermain yang menggembirakan. Lagu adalah sarana atau media belajar,” ujarnya.
Menurutnya, melalui KICAU, anak-anak dikenalkan pada nilai budaya, rasa cinta tanah air, serta literasi sejak dini.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo pun menyambut antusias. Sekretaris Daerah Ugas Irwanto menyebut kehadiran lomba ini sebagai kehormatan bagi daerah.
Menurutnya, anak-anak sebagai generasi penerus bangsa harus dikenalkan dengan dunia pendidikan agar tumbuh dengan baik.
"Mereka perlu dikenalkan dengan nilai-nilai budaya, karakter serta kreativitas sejak usia dini, salah satunya melalui lomba ini," kata Ugas.
Suasana makin meriah saat penyanyi cilik Ayu Kiki tampil membawakan lagu “Berbagi Buah Mangga”, memancing semangat penonton.
Sementara dewan juri yang terdiri atas Ria Agnes, Elsa, dan Ponco menilai peserta berdasarkan teknik, kualitas suara, ekspresi, serta penampilan.
Meri, salah satu peserta dari SDN Pakel I, tak bisa menyembunyikan rasa bahagia. “Saya senang bisa ikut lomba, semoga bisa juara,” ujarnya polos.
Penampilan peserta Lomba bernyanyi Harmoni Lagu Anak Indonesia Ceria dan erbudaya. (Foto: Sri Hartini/TIMES Indonesia)
Sang guru, Dian, mengungkapkan, persiapan hanya dilakukan dalam lima hari. “Semoga nanti Meri jadi juara," katanya.
Lebih dari sekadar mencari juara, lomba di lereng Gunung Bromo ini menjadi simbol gerakan nasional untuk menghidupkan kembali lagu anak yang ceria, edukatif, dan sesuai perkembangan psikologis mereka.
Dari panggung kecil di Amfiteater Seruni Point Bromo, terselip harapan besar agar KICAU bisa menginspirasi daerah lain, sehingga lagu anak kembali mendominasi dunia bermain dan belajar generasi masa depan. (*)
Pewarta | : Sri Hartini |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |