TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Pemkab Probolinggo, Jatim, membentuk tim untuk mengatasi rutinitas putusnya pipa PDAM ke Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, kabupaten setempat. Pipa itu mengalirkan pasokan air bersih ke pulau berpenduduk 8.606 jiwa pada 2023 tersebut.
Hal itu disampaikan Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto saat meninjau langsung proses perbaikan pipa di perairan Gili Ketapang, Selasa (3/12/2024) siang bersama Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnua Wardana.
“Saya sudah membentuk tim bersama jajaran PDAM. Kita akan survei. Pipa ini kan tidak ditanam (di dasar laut). Kalau ditanam, sementara ada hitungan (kebutuhan anggaran) antara Rp 5-6 miliar,” kata Ugas.
Penanaman pipa PDAM ke dasar laut itu, diyakini dapat menyelamatkan aliran air bersih dari jangkar kapal tunda (tugboat), tongkang, atau kapal besar lainnya yang berlalu lalang di perairan tersebut.
“Yang kedua, kami sedang mengkaji. Bisa saja nanti di Gili itu kita sediakan tempat untuk penyulingan. Kami hitung anggarannya. Kalau sudah matang (kajiannya), nanti kami sampaikan ke DPR,” terang Ugas.
Diketahui, pasokan air bersih untuk warga Gili Ketapang terputus sejak Jumat (22/11/2024). Pipa PDAM yang mengalirkan air ke pulau seluas 61 hektar itu, terseret jangkar kapal sejauh 900 meter, hingga terputus.
Pada pipa itu, petugas menemukan jangkar kapal, lengkap dengan rantai jangkar yang terlepas. Jangkar seberat 300 kilogram itu ditemukan dan diamankan pihak PDAM.
Berdasarkan catatan TIMES Indonesia, kasus serupa terjadi pada Januari 2023. Kades setempat, Monir, menyebut, bencana itu terjadi saban tahun. Biasanya, kata Monir, kerusakan pipa terjadi setiap angin muson barat atau musim hujan.
Pada musim yang diikuti dengan ombak besar ini, kapal tongkang di perairan Pulau Gili Ketapang terseret badai. Jangkar kapal tersangkut jaringan pipa bawah laut PDAM yang menyuplai air bersih untuk ribuan penduduk di sana.
“Rutin, karena tidak ada pencegahan. Tapi biasanya seminggu sudah bisa diatasi,” kata Monir, pada Desember 2022 hingga Januari 2023. Warga Gili sendiri, menikmati air PDAM sejak 2009.
Sejatinya, jalur pipa PDAM sepanjang 7 kilometer menuju Pulau Gili Ketapang telah diberi tanda lampu di permukaan laut. Lampu yang dipasang setiap 100 meter itu menjadi penanda bagi nakhoda kapal bahwa di bawahnya merupakan jalur pipa.
Tapi, tanda lampu yang dipasang oleh PDAM itu hilang. Sebagai gantinya, perusahaan daerah penyedia air minum tersebut memasang gabus di permukaan luat. Tapi, tanda itu juga hilang. “Dikasih tanda yang lebih murah (gabus) juga hilang,” kata Ugas.
Konon, tanda itu dianggap mengganggu nelayan saat menjaring ikan.
Dibangun 2009, Layani 2.034 Pelanggan
Dikutip dari situs Kementerian Pekerjaan Umum RI, Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM di Pulau Gili Ketapang dibangun pada 2009 oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Air yang disuplai ke Pulau Gili Ketapang berasal dari mata air Ronggojalu di Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo.
Pipa bawah laut disambungkan dari SPAM di Dusun Mandaran, Desa/Kecamatan Dringu yang punya kapasitas 35 liter per detik atau lpd. Yang disalurkan ke Pulau Gili Ketapang sebanyak 15 lpd.
Di pulau yang menjadi destinasi wisata bahari tersebut, air ditampung di menara air berkapasitas 200 m3. Selanjutnya, air disalurkan kepada 200 Sambungan Rumah (SR), dan pada 2023 tercatat sudah ada 2.034 pelanggan.
Pembangunan SPAM di Pulau Gili Ketapang didanai dari APBN senilai Rp 7 miliar dan APBD Kabupaten Probolinggo senilai Rp 4 miliar.
Dana dari APBN digunakan untuk membangun pemasangan pipa bawah laut dan menara air. Sedangkan dana APBD untuk membangun pipa daratan dan distribusi air, termasuk pemasangan sambungan rumah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS Kabupaten Probolinggo, terdapat 2.034 pelanggan air PDAM di Pulau Gili Ketapang pada 2023. Jumlah air bersih yang disalurkan sebanyak 120.124 m3 dengan nilai Rp 1.282.423.500. (*)
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Muhammad Iqbal |