https://probolinggo.times.co.id/
Berita

Nurul Jadid Gelar Seminar Internasional, Bahas Nilai Islam untuk Cegah Perundungan

Senin, 01 Desember 2025 - 18:15
Nurul Jadid Gelar Seminar Internasional, Bahas Nilai Islam untuk Cegah Perundungan Suasana seminar internasional di Aula 1 Ponpes Nurul Jadid (Foto: Iqbal/TIMES Indonesia)

TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGOPonpes Nurul Jadid, Probolinggo, menggelar seminar internasional bertajuk “Universal Islamic Values for a Peaceful and Inclusive Pesantren toward Global Civilization” pada Senin (1/12/2025).

Acara ini menjadi wadah diskusi lintas negara untuk merumuskan nilai-nilai Islam universal demi menciptakan lingkungan pesantren yang damai dan bebas dari perundungan.

Kegiatan yang berlangsung di Aula I Pesantren ini menghadirkan tokoh nasional dan akademisi internasional, termasuk Rowan Gould dari Australia dan pejabat Kementerian Agama RI.

Kepala Biro Kepesantrenan Nurul Jadid, Kiai Ahmad Madarik, menyoroti maraknya kasus perundungan di dunia pendidikan, termasuk di pesantren. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi santri.

“Pesantren anti-perundungan adalah harapan kami. Pesantren harus lebih ramah anak dan ramah santri,” ujarnya.

Nurul Jadid sendiri telah menyusun aturan khusus untuk mencegah perundungan. Namun, Kiai Madarik mengakui bahwa masih ada tantangan, terutama karena kurangnya pemahaman dan kesadaran di kalangan santri.

Sementara itu, Rowan Gould, Co-Founder Mosaic Connections Australia, menekankan pentingnya nilai ukhuwah dalam Islam sebagai fondasi membangun harmoni global, terutama di era digital saat ini.

“Nilai-nilai Islam punya kontribusi besar bagi peradaban, khususnya di Asia Tenggara dan Indonesia,” katanya.

Ia juga mengapresiasi kerja sama Indonesia–Australia melalui program Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP) yang dinilai efektif menjaga hubungan baik antarbangsa.

Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Ahmad Sruji Bahtiar, turut hadir dan menyoroti peran historis pesantren dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia mendorong pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren agar pengelolaan pesantren lebih terstruktur dan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.

Bahtiar juga menekankan pentingnya pendidikan karakter dan empati untuk mencegah kekerasan di lingkungan pesantren. Menurutnya, kesadaran individu harus dibangun melalui sistem yang mendukung, seperti SOP, pengawasan, dan pendekatan restoratif.

“Bahkan mikro-ekspresi kita saja bisa dimaknai sebagai kekerasan. Maka, konstruksi besar untuk meniadakan kekerasan di pesantren sangat diperlukan,” tegasnya.

Seminar ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran pesantren sebagai ruang yang aman, inklusif, dan kontributif dalam membangun peradaban dunia yang damai. (*)

Pewarta : Muhammad Yahya (MG-46)
Editor : Muhammad Iqbal
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.