TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Gebyar Bromo Sunset Music and Culture tak hanya memberi pengalaman tak terlupakan bagi wisatawan, tetapi juga membawa berkah bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Gelaran episode ketiga yang berlangsung di Amfiteater Seruni Point, Bromo, ini tak hanya menyuguhkan pertunjukan musik, tarian, dan panorama matahari terbenam yang memukau, tetapi juga menyoroti geliat perputaran ekonomi lokal sebagai daya tarik utama.

Acara ini digelar secara kolaboratif oleh G-Kraft dan Bright Pantura bersama Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Probolinggo, dan tak sekadar menjadi ajang hiburan, melainkan juga wadah untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif lokal.

Pegunjung memadati tenda - tenda UMKM dalam bromo Sunset Music And Culture. (FOTO: Sri Hartini/TIMES Indonesia)

Lapak-lapak UMKM yang menjajakan kuliner khas daerah hingga produk kerajinan tangan turut menyemarakkan suasana.

Kehadiran mereka menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Ketua G-Kraft Kabupaten Probolinggo, Muhammad Afifuddin, menyampaikan pihaknya selalu melibatkan UMKM dalam setiap penyelenggaraan event.

“Kami sengaja menggandeng UMKM lokal, bukan hanya yang menyajikan makanan, tetapi UMKM kreatif untuk merapikan event ini. Ini untuk menggerakkan perekonomian di Kabupaten Probolinggo,” tuturnya.

Afif juga menyebut, edisi ketiga yang bertajuk “Bromo Sunset ke Telu Ambyar” kali ini benar-benar menjadi magnet antusiasme pengunjung terhadap kehadiran UMKM lokal.

“Kita ambyar bareng bersama pengunjung, dan ambyar juga omzet teman-teman UMKM. Mereka senang sekali dan saling mendukung,” jelasnya.

Kolaborasi lintas sektor dalam acara ini diharapkan mampu terus mengangkat potensi kearifan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di wilayah Kabupaten Probolinggo. (*)