TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Upaya meningkatkan budaya literasi di kalangan pelajar NU terus digencarkan. Salah satunya melalui kegiatan Sekolah Jurnalistik dengan tema “Peningkatan Literasi Pelajar melalui Sekolah Jurnalistik” yang digelar di SMKNU Bantaran, Kabupaten Probolinggo, Jatim.

Sekolah Jurnalistik terselenggara atas kolaborasi mahasiswa KKN berbasis OBE Universitas Nurul Jadid atau UNUJA Probolinggo, PC IPNU Kabupaten Probolinggo, serta PC LTN-NU Kabupaten Probolinggo.

Sekolah Jurnalistik akan berlangsung dalam empat kali pertemuan. Rabu (26/6/2025), pertemuan pertama dilangsungkan di SMKNU Bantaran. Diikuti oleh seluruh pengurus PC dan PAC IPNU-IPPNU se-Kabupaten Probolinggo, khususnya divisi multimedia.

Kepala SMKNU Bantaran, Abu Tholib, mengapresiasi inisiatif peningkatan literasi melalui Sekolah Jurnalistik. Ia berharap hal itu menjadi wadah pelajar untuk berkembang di bidang komunikasi dan media.

Sementara Ketua PC IPNU Kabupaten Probolinggo, Dwi Juharmanto, menegaskan pentingnya pelatihan jurnalistik bagi pengurus dan pelajar IPNU-IPPNU, terutama di bidang multimedia.

“Kegiatan ini bukan hanya ruang belajar, tapi juga ruang praktik nyata. Di sinilah kita belajar menulis, membuat berita, hingga mengelola konten dengan benar dan bertanggung jawab,” jelasnya.

Perwakilan dari mahasiswa KKN OBE dari UNUJA Probolinggo, Sulaiman, menekankan bahwa kolaborasi ini menjadi bentuk nyata sinergi mahasiswa dan pelajar dalam membangun ekosistem literasi di lingkungan NU.

Sekolah Jurnalistik dimentori Dosen UNUJA Probolinggo, Muhammad Iqbal, yang juga Ketua PC LTN NU Kabupaten Probolinggo.

Pria yang juga editor media online berjaringan, TIMES Indonesia itu, akan memandu Sekolah Jurnalistik dalam empat kali pertemuan.

Setelah mengikuti empat kali sesi Sekolah Jurnalistik, pelajar dan pengurus PC IPNU dan IPPNU Kabupaten Probolinggo diharap memikili kepekaan terhadap informasi di lingkungan masing-masing, serta mampu menghasilkan produk jurnalistik yang positif.

Sekolah Jurnalistik ini menjadi langkah awal untuk mencetak kader-kader pelajar NU yang tak hanya cakap dalam berorganisasi, Tetapi juga siap menjadi garda depan dalam literasi dan dakwah media. (*)