TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Minggu, 28 September 2025, menjadi momentum bersejarah bagi Nahdlatul Ulama Kabupaten Probolinggo Jatim. Pengurus Cabang NU (PCNU) akan menggelar Konferensi Cabang atau Konfercab X, sebuah forum tertinggi di tingkat cabang yang bukan hanya menentukan arah organisasi lima tahun ke depan, tetapi juga memilih Rois dan Ketua Tanfidziyah yang akan menakhodai Jam’iyyah.
Mengusung tema “Merajut Sinergi Menuju Kemandirian Organisasi, Kader Hebat, Jam’iyah Kuat,” konferensi ini menjadi panggung strategis untuk merumuskan kontribusi nyata PCNU dalam pembangunan daerah.
Dengan modal semangat muda dan militansi kader yang menyala, PCNU Kabupaten Probolinggo memiliki peluang besar untuk menjadi motor perubahan sosial yang berdampak luas.
Prioritas Pembangunan SDM
Salah satu tantangan mendesak yang dihadapi Kabupaten Probolinggo adalah kesenjangan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya antara wilayah barat dan timur. Wilayah barat, yang selama ini relatif tertinggal, membutuhkan perhatian serius dan ikhtiar kolektif yang dilandasi ruhul jihad semangat pantang menyerah yang menjadi ciri khas NU.
PCNU Kabupaten Probolinggo telah menunjukkan komitmen nyata dengan merancang pendirian Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) sebagai solusi jangka panjang.
Naskah akademik, SDM pengelola, dan dokumen pendukung sebagian besar telah diformulasikan. Bahkan, peletakan batu pertama pembangunan gedung telah dilakukan pada 26 Oktober 2024 di atas lahan seluas 2.400 meter persegi di Desa Muneng, Kecamatan Sumberasih, tak jauh dari pintu tol Probolinggo Barat.
Kini, tantangannya adalah bagaimana kepemimpinan baru mampu mewujudkan gagasan besar ini menjadi kenyataan. Sehingga SDM di wilayah barat Kabupaten Probolinggo bisa terdongkrak secara signifikan.
Oleh karena itu, visi dan misi calon ketua PCNU harus secara eksplisit memuat agenda peningkatan SDM melalui pendirian PTNU. Ini bukan sekadar program, melainkan tanggung jawab moral terhadap masa depan generasi muda NU di Probolinggo.
Trilogi Pembangunan
Selain pendidikan, PCNU juga diharapkan memainkan peran strategis dalam peningkatan kesejahteraan umat melalui sektor kesehatan dan ekonomi. Ketiganya pendidikan, kesehatan, dan ekonomi harus menjadi trilogi semangat yang menjadi fondasi gerakan PCNU ke depan.
Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Probolinggo tidak bisa dilepaskan dari peran organisasi keagamaan seperti NU. Dalam konteks ini, PCNU harus menjadi mitra aktif pemerintah dan pelaku usaha, serta menjalin kolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat.
Kemitraan adalah kunci. Tanpa sinergi lintas sektor, peran PCNU akan sulit mencapai efektivitas maksimal. Namun dengan kolaborasi yang solid, kekurangan yang ada bisa dilengkapi oleh kekuatan dari berbagai pihak.
Modal Semangat dan Regenerasi
PCNU Kabupaten Probolinggo memiliki modal sosial yang kuat: pengurus yang relatif muda, energik, dan memiliki semangat pengabdian tinggi. Ini adalah aset penting dalam menghadapi tantangan zaman dan menjawab kebutuhan umat.
Konfercab X bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga menyegarkan semangat perjuangan. Ini adalah panggilan untuk kembali menyalakan ruhul jihad, memperkuat komitmen, dan memperluas kontribusi NU dalam pembangunan daerah.
Dengan arah yang jelas, semangat kolaboratif, dan kepemimpinan yang visioner, PCNU Kabupaten Probolinggo berpeluang besar menjadi lokomotif perubahan sosial yang inklusif dan berkelanjutan.
Terakhir, jangan pernah berhenti tuk mengabdi bagi negeri. NU ladang pengabdian dan perjuangan bagi anak negeri. (*)
***
*) Oleh: Dr. Akhmad Sruji Bahtiar, Kepala Kanwil Kemenag Jatim.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |