TIMES PROBOLINGGO – Di sebuah tikungan jalan menuju ke puncak wisata Jawa Timur, Gunung Bromo, tersembunyi sebuah persinggahan sederhana yang menawarkan lebih dari sekadar secangkir kopi.
Shalter Kopi Bromo, kedai mungil di Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur,menjadi ruang jeda bagi para pelancong yang hendak menepi sejenak, melepas lelah perjalanan, sebelum atau setelah berjibaku dengan kemegahan Gunung Bromo.
Berbeda dengan kafe metropolitan yang ramai dengan gemerlap, Shalter Kopi Bromo memilih kesahajaan. Kedai ini lebih mirip sebuah pelataran teduh yang menyatu dengan alam. Konsep utamanya adalah ruang terbuka, menghadap langsung ke hamparan panorama perbukitan dan gunung.
Baristas Shalter Kopi Bromo menyajikan Kopi menu andalannya. (Foto: Sri Hartini/TIMES Indonesia)
Suasana tenang, hanya diselingi desir angin pegunungan dan percakapan pelan pengunjung, adalah daya tarik utamanya.
Yang ditawarkan di sini bukan sekadar tempat duduk. Firda, seorang pengunjung, menggambarkan pengalamannya.
“Ngopi di sini asik, apalagi sambil nongkrong di alam terbuka bareng teman, menikmati pemandangan,” ujarnya, Minggu (28/12/2025).
Kata "asik" yang diucapkannya merangkum esensi tempat ini: kenyamanan tanpa pretensi, di mana yang menjadi host utama adalah alam.
Menu andalan Shalter Kopi Bromo adalah kopi khas Tengger. Kedai ini menyajikan beragam pilihan, dari Arabika hingga Robusta hasil olahan petani setempat. Tak ketinggalan, varian kopi dengan aroma buah-buahan turut menghiasi menu bagi mereka yang ingin mencoba sensasi berbeda. Pelengkapnya, aneka snack ringan tersedia untuk menemani saat santai.
Dengan daya pikat lokasi yang terletak pada posisinya sebagai titik jeda. Sebagai tempat beristirahat sebelum memulai pendakian atau menenangkan diri setelah dari puncak Bromo, kedai ini berfungsi seperti sebuah shalter atau naungan dalam perjalanan.
Suasana di Shalter Kopi Bromo. (Foto: Sri Hartini/TIMES Indonesia)
Bagi mereka yang mencari kemewahan fasilitas, tempat ini mungkin bukan pilihan. Tetapi bagi pengunjung yang ingin bersembunyi sejenak dari hingar-bingar, menyelami ketenangan sambil menyeruput kopi dengan latar belakang kanvas alam Bromo. (*)
| Pewarta | : Sri Hartini |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |