TIMES PROBOLINGGO, JAKARTA – Pemerintah Venezuela mengajukan gugatan resmi terhadap Amerika Serikat (AS) ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Langkah itu diambil menyusul serangkaian serangan mematikan terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba di lepas pantai Venezuela. Caracas menilai tindakan Washington sebagai pelanggaran kedaulatan dan hukum internasional.
Dalam surat tertanggal 15 Oktober 2025 yang dikirimkan ke Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Venezuela untuk PBB Samuel Moncada menegaskan bahwa serangan militer AS telah menewaskan sedikitnya 27 warga sipil. Ia meminta lembaga tertinggi PBB itu menyelidiki tindakan AS dan menetapkannya sebagai ilegal.
“Kami meminta Dewan Keamanan menegaskan kembali prinsip penghormatan terhadap kedaulatan, kemerdekaan politik, dan integritas teritorial setiap negara, termasuk Venezuela,” tulis Moncada dalam suratnya yang dikutip Reuters, Jumat (17/10/2025).
Langkah ini menjadi eskalasi baru dalam ketegangan antara Caracas dan Washington, yang memanas sejak Presiden AS Donald Trump mengerahkan pasukan militer besar-besaran ke kawasan Karibia bagian selatan. Pasukan itu disebut telah melancarkan sedikitnya lima serangan terhadap kapal-kapal yang dituding terlibat dalam perdagangan narkoba.
Trump Klaim Perangi Kartel, Venezuela Sebut Serangan Politik
Trump dalam pernyataannya menyebut operasi militer itu sebagai bagian dari “perang melawan kartel narkoba.” Namun, di sisi lain, Caracas menilai langkah itu sebagai dalih politik untuk menggulingkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
New York Times melaporkan, strategi pemerintahan Trump mencakup operasi rahasia CIA di wilayah Venezuela yang diarahkan untuk memperlemah rezim Maduro. Dalam sebuah wawancara, Trump bahkan tidak menepis ketika ditanya apakah CIA diberi kewenangan untuk “menyingkirkan” Maduro.
Maduro Tuduh CIA Ganggu Perdamaian
Menanggapi hal tersebut, Presiden Nicolas Maduro menuduh CIA mendapat mandat untuk mengacaukan stabilitas Venezuela melalui operasi yang ia sebut sebagai bentuk “konspirasi terbuka terhadap perdamaian.”
“Rakyat kami bersatu dan sadar. Mereka siap mengalahkan konspirasi baru yang menentang perdamaian dan stabilitas Venezuela,” ujar Maduro dalam siaran televisi nasional.
Maduro juga menyinggung bahwa tindakan CIA kali ini merupakan bentuk intervensi paling terang-terangan sejak era Perang Dingin. “Belum pernah ada pemerintahan yang secara terbuka memerintahkan CIA untuk membunuh dan menggulingkan pemerintahan sah negara lain,” katanya.
AS Pegang Hak Veto di PBB
Meski laporan resmi sudah dikirim, para pengamat menilai Dewan Keamanan PBB kemungkinan tidak akan menjatuhkan sanksi atau keputusan tegas terhadap AS, mengingat negara itu merupakan anggota tetap dengan hak veto.
Kendati demikian, langkah Venezuela membawa kasus ini ke forum internasional dinilai penting secara simbolik. Ia menandai upaya negara tersebut menginternasionalisasi isu pelanggaran kedaulatan dan menekan legitimasi kebijakan luar negeri AS. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Venezuela Gugat AS di PBB, Tuduh Serangan Kapal Narkoba Sebagai Aksi Ilegal
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Imadudin Muhammad |