TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Desa Karangpranti, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, menjadi desa pertama di Kecamatan Pajarakan, yang dikunjungi tim monitoring dan evaluasi atau Monev tahap 1 Dana Desa, Dana Alokasi Desa, dan Bantuan Keuangan tahun 2025, Selasa (10/6/2025).

Monev dipusatkan di rumah Kades Karangpranti, Abdullah. Dihadiri Sekretaris Kecamatan Pajarakan, Bambang Suhermanto; Kapolsek Pajarakan, Eko P W; Babinsa Koramil Pajarakan, Didik; pendamping desa, dan perangkat desa setempat.

Kegiatan diawali dengan survei fisik ke sejumlah titik pembangunan. Seperti proyek jalan, kantor desa, pavingisasi, serta lokasi program tematik berupa penanaman 100 bibit pisang cavendish dan 100 pohon mangga arumanis.

Sekcam Bambang Suhermanto menyampaikan, secara umum serapan anggaran dari DD, ADD, dan BK di Karangpranti telah mencapai 80 persen. Dari BK, ada dua proyek yang berjalan, yakni rehabilitasi kantor desa dan pavingisasi. Dana Desa digunakan untuk pengaspalan jalan, posyandu, ketahanan pangan, serta Bantuan Langsung Tunai atau BLT yang telah terealisasi 100%.

Sementara itu, ADD masih menghadapi kendala pencairan hasil pajak yang diperuntukkan bagi honorarium Badan Permusyawaratan Desa atau BPD dan RT/RW.

Rehabilitasi kantor desa yang menelan anggaran Rp 400 juta saat ini sudah terserap 60 persen atau sekitar Rp240 juta. “Uang langsung ditransfer ke toko penyedia, jadi kami tinggal mengambil bahan material,” terang Sekdes Karangpranti, Suryadi. Kantor desa yang direvitalisasi memiliki luas bangunan 12,3x12 meter.

Kepala Desa Abdullah menyebut progres fisik pembangunan telah mencapai 80 persen dan menargetkan penyelesaian tahap finishing, seperti pemasangan lantai, kaca, dan pengecatan dalam 15 hari ke depan.

Adapun pavingisasi sepanjang 200 meter dengan lebar 2,5 meter belum dimulai karena jalur tersebut masih digunakan sebagai akses keluar-masuk kendaraan proyek pembangunan kantor desa. Proyek ini diharapkan mampu mengatasi genangan air yang kerap terjadi akibat saluran air yang tersumbat.

Sementara itu, pengaspalan jalan sepanjang 273 meter dengan lebar 2,5 meter telah selesai 100 persen. Proyek ini menjadi salah satu solusi sementara untuk meredam persoalan banjir yang rutin melanda kawasan tersebut.

“Saluran air yang tersumbat akibat kiriman sampah dari arah selatan menjadi persoalan lama. Namun perbaikannya merupakan kewenangan pemerintah provinsi,” ungkap Pak Sugik, warga setempat.

Warga Dusun Ibrak, Usman, menambahkan bahwa banjir biasanya terjadi dua kali dalam setahun dan menyarankan agar aliran sungai diperbesar untuk menampung debit air lebih banyak.

Dalam program tematik, Pemdes Karangpranti menanam 100 bibit pisang Cavendish dan 100 pohon mangga arumanis di lahan milik desa. “Hasil panen ke depan diharapkan bisa menambah Pendapatan Asli Desa (PAD). Modal awalnya Rp10 juta untuk pembelian bibit dan perawatan,” ujar Kades Abdullah.

Kapolsek Pajarakan Eko P W turut mengingatkan pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana desa. “Jangan sampai ada penyalahgunaan. Kami harap tidak ada pengaduan dari masyarakat maupun temuan dari BPK atau KPK,” tegasnya.

Kasie Ekobang Kecamatan Pajarakan, M. Dafan, menyebutkan, "hingga saat ini telah dilakukan 29 pencairan anggaran yang terdiri dari 19 untuk DD, 8 ADD, dan 2 BK. Temuan Monev sebagian besar menyangkut administrasi, seperti tanda tangan daftar penerima honor yang belum lengkap dan data yang masih kosong karena keterbatasan SDM."

Kepala Desa Abdullah menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan Monev tahap I ini. “Jika ada temuan baik administrasi maupun fisik, akan segera kami benahi. Kami berkomitmen melaksanakan pembangunan sesuai aturan,” tegasnya.

Monev tahap I di Kecamatan Pajarakan akan dilanjutkan ke Desa Karanggeger sebagai lokasi berikutnya dalam jadwal pelaksanaan evaluasi tahun 2025 ini. (*)