TIMES PROBOLINGGO, SITUBONDO – Warga Dusun Sidomulyo, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jatim, dibuat resah belakangan ini. Penyebabnya karena sapi peliharaan warga ditemukan meninggal dengan kondisi terjagal di hutan Baluran.

Terbaru, Sapi betina milik Arjo, warga Dusun Sidomulyo turut menjadi korban. Sapi betina dengan berat kurang lebih 350 kilogram itu ditemukan mati dengan kondisi separuh badan hilang terpotong, Kamis (13/4/2023) malam. 

Bangkai sapi tersebut ditemukan di wilayah hutan Baluran Situbondo oleh salah satu pengembala setempat. Pengembala tersebut sebelumnya hendak membawa pulang sapi peliharaannya dari hutan. 

Arjo menjelaskan, sapi-sapi milik warga banyak digembalakan secara liar di hutan Baluran. Biasanya, lanjutnya, pukul 17.00 sudah pulang. "Kemarin jam 6 selepas maghrib saya dapat kabar kalau sapinya ketemu, tapi sudah mati," jelas Arjo kepada TIMES Indonesia, Jumat (14/4). 

Dengan penemuan bangkai sapi tersebut, artinya sudah ada 3 sapi yang mati terjagal. "Kondisinya habis terpotong dari perut ke belakang," ungkap Arjo. 

Warga setempat menduga kejadian ini bukan akibat binatang buas. Sebab bekas potongan begitu bersih. "Jika hewan buas pasti ada cakaran, ini terpotong bersih," ujarnya. 

Atas kejadian tersebut, warga Dusun Sidomulyo lantas rutin melakukan patroli menyisir lokasi kejadian. Meski tidak menemukan bukti apa-apa, masyarakat sepakat untuk melakukan tindakan preventif agar kejadian serupa tidak terulang. 

Ditanya tentang motif, Arjo menuturkan, terdapat unsur penggunaan obat yang diberikan dengan media pakan ternak seperti jagung.

Ditanya tentang estimasi kerugian, ia memperkirakan antara Rp 9-10 juta. Itu didasarkan harga jual saat ini.

Sebagai informasi, menggembalakan sapi peliharaan secara liar di kawasan hutan Baluran Situbondo sudah turun temurun. Menurut warga, hal itu membuat sapi lebih gemuk serta kualitas daging bagus. 

Secara terpisah, Kapolsek Banyuputih Situbondo, AKP Heru Purwanto mengkonfirmasi kabar sapi terjagal di hutan Baluran Situbondo tersebut. "Tim sudah terjun ke lapangan, namun belum ada pelaporan lebih lanjut dari masyarakat," katanya. (*)