TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Perpustakaan Daerah atau Perpusda Kabupaten Probolinggo, Jatim, meluncurkan program Sekolah Literasi untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Semua kalangan masyarakat mulai dari pelajar, pendidik, pelaku UMKM, hingga masyarakat umum bisa ikut program ini secara gratis.
Plt Kepala Bidang Pengembangan Budaya Baca dan Pelestarian Pustaka, Hesthiyono Suko Adhi menjelaskan, IPM mencakup tiga aspek utama. Yaitu pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Melalui Sekolah Literasi, pihaknya berharap dapat berkontribusi dalam peningkatan IPM, khususnya dalam aspek pendidikan dan ekonomi.
“Literasi dan perpustakaan ibarat dua sisi mata uang. Literasi bukan hanya soal membaca, tapi juga akses terhadap informasi yang bermanfaat dan mampu mengubah kehidupan. Karena itulah perpustakaan hadir, menjawab kebutuhan tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan, perpustakaan memiliki peran penting sebagai pusat informasi. Baik melalui buku, internet, maupun pelatihan seperti seminar, diskusi publik, dan kelas keterampilan.
“Kami ingin perpustakaan menjadi pusat belajar dan transformasi sosial, bukan sekadar tempat membaca,” tegasnya.
Sekolah Literasi ini dirancang dengan kurikulum dan kelas peminatan yang beragam. Di antaranya kelas menulis puisi, fiksi Islami, public speaking, fotografi, dan UMKM naik kelas.
Ada pula kelas teater, mendongeng, belajar sholat sempurna, pemulasaraan jenazah, hingga ruqyah.
Semua kelas disediakan secara gratis, lengkap dengan fasilitas pendukung seperti akses internet dan ruang diskusi.
Menariknya, program ini melibatkan para relawan dari masyarakat yang memiliki latar belakang dan keahlian di bidang tertentu. Mereka turut memberikan pelatihan dan berbagi ilmu secara sukarela, mulai dari penulis buku, MC profesional, hingga pelaku usaha.
“Kolaborasi ini menjadi strategi kami agar masyarakat bisa mengakses ilmu dan keterampilan secara mudah. Kami menyediakan ruang belajar, para relawan hadir dengan semangat berbagi,” lanjutnya.
Salah satu peserta, Risky Abdun, pelaku usaha bakery, mengaku mendapat banyak manfaat dari program ini.
“Saya belajar tentang pengelolaan UMKM, seperti cara menghitung HPP, mengatur keuangan, hingga strategi pemasaran. Saya juga bertemu banyak teman dari berbagai latar belakang. Program ini gratis, menarik, dan sangat bermanfaat,” ujarnya.
Dengan semangat kolaboratif antara perpustakaan, relawan, dan masyarakat, Sekolah Literasi menjadi ruang pembelajaran yang inklusif serta sarana pengembangan diri bagi seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Probolinggo.(*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Muhammad Iqbal |