TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Konferensi Cabang (Konfercab) XIX PMII Probolinggo, Jatim, Selasa (17/6/2025) di Aula Kantor KPU Kota Probolinggo menjadi momentum penting bagi kader PMII. Kegiatan tersebut tentu akan merumuskan arah perjuangan organisasi sekaligus melakukan regenerasi kepemimpinan yang berintegritas dan relevan dengan tantangan zaman.
Ketua Umum PC PMII Probolinggo, Sahabat Abdur Rozak, dalam sambutannya menegaskan bahwa Konfercab tidak boleh dipahami sekadar agenda rutin, melainkan harus menjadi refleksi strategis organisasi.
“Konfercab ini bukan hanya seremonial rutin, tetapi menjadi refleksi dan langkah strategis dalam menjawab tantangan zaman dengan tetap berpijak pada nilai-nilai tradisi keislaman dan keindonesiaan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar dinamika menjelang suksesi kepemimpinan tidak melunturkan idealisme gerakan. “Intrik politik di PMII itu halal, tapi jangan lupakan idealisme,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Mabincab PC PMII Probolinggo, Sahabat Arief Hidayat, menekankan pentingnya memperluas orientasi gerakan kader tidak hanya pada politik, tetapi juga pada penguatan kemandirian organisasi.
“Tidak semua kader PMII bisa ditampung di politik. Jadi mari pikirkan tentang kemandirian organisasi dan kader, supaya banyak akses yang bisa dimasuki,” jelasnya.
Ia pun menegaskan bahwa menjadi kader bukan soal simbolik semata, tetapi tanggung jawab menjaga warisan nilai dan paradigma gerakan.
“Jadi kader PMII jangan hanya karena bisa pakai jas, tapi ada kehormatan yang harus dijaga,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua IKA PMII Probolinggo, Sahabat Ahmad Faiz, mengingatkan bahwa Konfercab adalah amanat organisasi, bukan ajang perebutan kekuasaan.
“Konferensi ini adalah kegiatan sebagai mandat organisasi dan administrasi. Hal itulah yang perlu dibahas dengan serius, soal lain saya kira tidak perlu,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa pemimpin yang dibutuhkan organisasi adalah mereka yang memiliki visi dan gagasan, bukan sekadar ambisi.
“Siapapun yang ingin jadi pemimpin pasti kita dukung, asalkan dia punya tawaran, punya gagasan untuk PMII dan masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri,” pungkasnya.
Nada serupa juga disampaikan oleh senior PMII Probolinggo, Sahabat Muhtar Razak. Dalam arahannya, ia mengingatkan agar Konfercab dijalani secara substantif, bukan sekadar formalitas atau arena konflik.
“Konfercab harus disikapi lebih baik, dijadikan ajang yang mampu melahirkan esensi yang lebih baik,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa PMII harus kembali memperkuat basis intelektual di ruang-ruang kampus.
“Kader PMII harus kembali atau tetap berada di gerakan kampus. Setiap kader harus bisa dipandang sebagai mahasiswa yang mampu memberikan tradisi yang baik,” tambahnya.
Menutup rangkaian sambutan, Komisioner KPU Kota Probolinggo, Radfan Faisal, turut memberikan pesan semangat bagi para kader. Ia menyatakan bahwa lembaganya terbuka untuk kolaborasi dengan organisasi kemahasiswaan seperti PMII.
“KPU sangat terbuka terhadap seluruh kegiatan PMII,” katanya.
Radfan juga mengingatkan bahwa komitmen berorganisasi harus dilandasi oleh semangat perjuangan, bukan sekadar mengejar jabatan.
“Ingat, ber-PMII jangan karena jabatan, tapi harus lahir dari naluriah perjuangan untuk terus menuntaskan setiap agenda-agenda kemerdekaan dan reformasi,” ujarnya.
Dengan semangat kolektif yang tercermin dari berbagai arahan tersebut, Konfercab XIX menjadi ruang penting bagi kader PMII Probolinggo untuk merumuskan masa depan organisasi dengan landasan nilai, intelektualitas, dan keberpihakan terhadap masyarakat.
Pewarta | : Agus Miftahurrahman |
Editor | : Muhammad Iqbal |