https://probolinggo.times.co.id/
Berita

Band Madura Lorjhu’ Bawa Warna Rock ke Jazz Gunung 2025

Sabtu, 26 Juli 2025 - 18:41
Band Madura Lorjhu’ Bawa Warna Rock ke Jazz Gunung 2025 Band Lorjhu' saat performance dalam rangkaian BRI Jazz Gunung series 2, yang digelar Jiwa Jawa, Resort Bromo, Probolinggo, Sabtu 26/7/2025. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

TIMES PROBOLINGGO, PROBOLINGGO – Panggung Jazz Gunung 2025 Seri II di amfiteater alam Jiwa Jawa Bromo tak hanya menyajikan musik yang merdu di antara kabut dan lereng Gunung Bromo. Tahun ini, festival musik pegunungan paling bergengsi di Indonesia itu membuka diri pada suara-suara yang selama ini mungkin tak diharapkan hadir: cadas, bertenaga, dan penuh semangat—datang dari timur pulau garam, Madura.

Adalah Lorjhu’, band rock asal Sumenep, yang mendapat kehormatan membuka perhelatan malam pertama. Dengan berani, mereka menabrakkan energi distorsi rock pada panggung jazz yang biasanya tenang dan meditatif.

Tapi bukan tanpa makna. Lorjhu’ hadir bukan hanya sebagai band, melainkan sebagai representasi budaya Madura yang jarang muncul di panggung nasional—terlebih dalam festival berkelas seperti Jazz Gunung.

Rock Berbahasa Madura, Lintas Genre, Lintas Imajinasi

Malam itu, penonton dibuat terpukau. Tak sedikit yang takjub ketika band dengan formasi lengkap—lengkap dengan sarung, odheng, dan peci tinggi Madura—menggelegarkan lagu “Nemor”. 

Band-4.jpg

Lagu yang bercerita tentang kemarau panjang di Madura itu mengangkat ironi: tanah gersang yang justru dianggap sebagai berkah. Musiknya keras, bising, tapi puitis. Lorjhu’ menunjukkan bahwa lirik lokal tak harus berbalut gamelan atau angklung—bisa juga dibawakan dengan distorsi dan double pedal.

"Ini bukan soal jazz, bukan soal rock. Ini tentang keberanian menghadirkan suara kita sendiri," ujar Badrus Zeman, vokalis Lorjhu’ yang juga dikenal sebagai animator dan filmmaker avant-garde dari Sumenep.

Jazz Gunung: Merayakan Kebebasan Ekspresi

Jazz Gunung dikenal sebagai panggung bagi musik bebas. Kurasi artistiknya selalu mengedepankan keberagaman format, tanpa membatasi genre. Dalam seri II tahun ini, kebebasan itu ditandai dengan kehadiran Lorjhu’ yang menjungkirbalikkan ekspektasi.

"Kami tidak ingin festival ini hanya bicara soal musik yang 'aman'. Jazz Gunung adalah perayaan kebebasan. Lorjhu’ membawa itu," kata Sigit Pramono, penggagas Jazz Gunung.

Resonansi Lokal di Panggung Global

Penampilan Lorjhu’ adalah manifestasi baru dari misi Jazz Gunung: membawa kekayaan lokal ke ranah yang lebih tinggi—secara harfiah dan simbolik. Musik rock berbahasa Madura yang sebelumnya hanya tumbuh di gig-gig kecil kini menggema di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, disaksikan para pecinta musik dari berbagai penjuru negeri, bahkan mancanegara.

Band-5.jpg

Di balik penampilan eksplosif itu, tersimpan pesan yang lebih dalam: bahwa budaya lokal, bahasa daerah, dan ekspresi musikal nonkonvensional pantas mendapat panggung setara.

Bahwa Madura tak hanya tentang karapan sapi, tapi juga tentang anak-anak muda yang menulis puisi lewat gitar listrik.

Lebih dari Musik, Ini Adalah Gerakan

Lorjhu’ mungkin hanya tampil selama 40 menit. Tapi dampaknya jauh lebih panjang. Penampilan mereka membuka jalan bagi seniman-seniman lokal untuk percaya diri tampil dengan identitasnya sendiri, tak harus tunduk pada selera pasar atau genre dominan.

Jazz Gunung Bromo 2025 bukan hanya tentang musik. Ia menjadi ruang kontemplasi budaya, panggung advokasi ekspresi lokal, dan arena bagi musisi muda untuk merayakan siapa diri mereka. Dan Lorjhu’ telah menyalakan api itu. (*)

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Probolinggo just now

Welcome to TIMES Probolinggo

TIMES Probolinggo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.